|
Sumber gambar : https://m.republika.co.id/amp/ofrfvx282 |
Segala Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Rahmat serta Hidayah-Nya kali ini Saya masih bisa berkesempatan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan kepada Sobat pembaca sekalian.
Sobat, jika sebelumnya kita pernah membahas Seputar Soal beserta penyelesaian fungsi linear di dalam materi Matematika. Maka, pada kesempatan kali ini kita kembali membahas dan mencoba belajar menganalisis jenis kata di dalam materi yang terkandung pada pelajaran Bahasa Indonesia. Penasaran pada topik yang bakal kita bahas kali ini ?, Langsung saja ini dia Seputarannya.
Bahasa Indonesia yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan bahasa yang menonjolkan ciri khas atau jati diri bagi seluruh Bangsa Indonesia. Maka tak heran, bila Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Nasional dan bahasa Persatuan. Pada awalnya, bahasa di Nusantara masih menerapkan bahasa melayu terutama pada saat berkembangnya kerajaan-kerajaan besar di Nusantara. Seiring perkembangan zaman, bahasa tersebut mulai mengalami banyak perkembangan dan dibahas melalui Kongres Bahasa Indonesia hingga akhirnya menjadi bentuk Bahasa Indonesia seperti sekarang ini.
Bahasa Indonesia
Sedikit penjelasan mengenai perkembangan dari Bahasa Indonesia diatas. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kali ini kita penasaran dengan topik yang bakal dibahas. Nah, topik yang bakal kita bahas adalah mengenai materi yang berkaitan dengan Kata Baku dan Kata Tidak Baku di dalam Bahasa Indonesia. Mungkin sebagian dari kita sudah mengetahui secara singkat apa yang dimaksud dari Kata Baku maupun Kata Tidak Baku.
Kata Baku merupakan Kata yang dimana bahasa dan pengucapannya sesuai dengan kaidah yang telah dibakukan (standar). kaidah yang dimaksud adalah:
~ Sesuai dengan pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
~ Tata bahasa baku
~ Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Sedangkan, untuk Kata Tidak Baku hanya merupakan kebalikan atau lawan dari penjelasan Kata Baku itu sendiri. Akan tetapi dalam Blog Saya kali ini, Saya bakal membahas seputar Kata Tidak Baku yang telah didapati melalui surat kabar dan berusaha untuk menganalisis serta menjelaskan Kata Baku yang sebenarnya pada kata yang telah ditemukan tersebut. Disamping itu, kita juga mencoba menganalisis bentuk-bentuk imbuhan yang terdapat dalam kata tersebut.
Sobat, mari perhatikan hasil analisis dari Kata Tidak Baku yang diperoleh melalui Surat Kabar berikut ini.
~ Mubajir (Kata Tidak Baku)
Analisis:
Kata mubajir dengan huruf "j" yang melengkapi kata tersebut dapat membuktikan bahwa kata tersebut bukan termasuk ke dalam golongan Kata Baku. selain tidak terdaftar di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tersebut juga tidak termasuk ke dalam bentuk bahasa formal secara umum. Sehingga, kata tersebut merupakan bentuk dari kata yang tidak baku dan tidak sesuai dengan pedoman bahasa yang telah ditentukan. Adapun bentuk dari Kata Baku yang sesuai jika berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah kata Mubazir dengan huruf "z" diantara kata tersebut.
Kata Baku : Mubazir.
~ Berfikir (Kata Tidak Baku)
Analisis:
Kata berfikir merupakan bentuk dari Kata Tidak Baku. hal ini dapat kita lihat kembali dari Kata dasar yang membentuk kata "berfikir", yaitu kata "fikir". Selain tidak sesuai berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata berfikir juga tidak didukung melalui pedoman atau kaidah bahasa yang telah ditentukan karena kata fikir dengan huruf "f" tidak cocok pula dengan lidah orang Indonesia. Adapun kata yang ditemukan melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara umum adalah kata pikir dengan pelengkap huruf "p" yang terletak di awal kata dan bukan huruf "f" sebagaimana kata berfikir atau kata fikir. Jadi, kesimpulannya adalah bentuk Kata Baku yang tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa adalah kata berpikir atau kata pikir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, kata berpikir dibentuk dengan kata dasar: pikir, ejaan kata: pi-kir / ber-pi-kir
makna: menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang diingatan; lama ia ~ sebelum menjawab pertanyaan; pengalaman pada zaman itu membuat ia matang ~.
Sedangkan, untuk imbuhan yang membentuk kata "berpikir" jika dilihat kembali dari bentuk kata tersebut. maka kata tersebut menggunakan imbuhan prefiks (imbuhan di awal kalimat) berupa "ber-". Dalam bentuk imbuhan "ber-", jika digabungkan dengan kata dasar pikir maka terbentuklah kata berpikir. lalu mengapa imbuhan "ber-" tersebut tidak memengaruhi perubahan bentuk pada imbuhan "ber-" ataupun pada bentuk kata dasar "pikir" itu sendiri jika saling diimbuhkan ?. hal semacam ini dikarenakan suatu bentuk imbuhan "ber-" hanya akan berubah bentuk menjadi "be-" semisal apabila suku awal dari kata dasar yang diikuti mengandung "er" atau diawali huruf "r" Contoh: bekerja, beternak, beracun dsb. Oleh karenanya, hal tersebut akan memengaruhi bentuk dari kata dasar maupun perubahan pada imbuhannya sendiri. Sedangkan untuk kata dasar "pikir" suku awalnya tidak mengandung "er" dan bahkan kata dasar tersebut tidak diawali dengan huruf "r melainkan huruf "p". maka, kata pikir yang jika diimbuhkan dengan imbuhan berupa "ber-" tetap menghasilkan kata berpikir
Kata Baku: Berpikir.
~ Kwitansi (Kata Tidak Baku)
Analisis:
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kembali, kata Kwitansi tidak terdaftar pula di dalamnya. sebaliknya, kata yang terdaftar serta dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata kuitansi.
Jadi, alasan tersebut dapat mendukung bahwa kata dari "Kwitansi" bukan termasuk ke dalam sebuah Kata Baku. melainkan tergolong ke dalam bagian dari Kata Tidak Baku. Kata kwitansi inipun biasanya tak jarang pula kita temukan di dalam iklan melalui media cetak.
Jadi, Kata Baku yang sesuai dan tepat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan adalah kata Kuitansi.
Kata Baku: Kuitansi.
~ Design (Kata Tidak Baku)
Analisis:
Merujuk pada Kamus Kata Baku/Tidak Baku Bahasa Indonesia dapat kita perhatikan bahwa Kata Baku yang sesuai adalah kata "desain". sedangkan kata "design" sendiri merupakan bentuk Kata Tidak Baku yang jika dilihat dari penyebutan atau penuturannya menggunakan bahasa asing. jika kita melihat sendiri melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata design juga tidak terdaftar di dalamnya.
Untuk lebih memperjelas, berikut ini bentuk uraiannya:
Kata Baku : Desain
Kata Tidak Baku :Design
Arti Kata :Rancangan;pola;corak.
Jadi, bentuk Kata Baku yang sesuai berdasarkan penulisan atau penggunaannya di dalam bahasa Indonesia adalah kata desain.
Kata Baku: Desain.
~.Memeroses (Kata Tidak Baku)
Analisis:
Dari bentuk kata "memeroses" ini sendiri telah jelas bahwa kata tersebut merupakan bagian dari kata yang bukan baku dan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang telah ditentukan. Adapun Kata Baku yang tepat berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata "memproses" dengan kata dasarnya: proses. Sedangkan kata memeroses sendiri sangat jauh sekali dari kata yang sesuai dengan pedoman EYD.
Setelah kita mengetahui dengan jelas bahwa bentuk dari kata baku tersebut adalah kata "memproses". selanjutnya, kita mencoba menganalisis bagaimana proses pembentukan imbuhan yang membentuk kata "memproses" itu sendiri. Dari bentuk kata tersebut kita bisa melihat bahwa kata tersebut menggunakan imbuhan awalan "men-". namun, imbuhan "men-" akan berubah menjadi "mem-" seiring bertemu huruf "p" pada awalan kata "proses" berdasarkan aturan yang berlaku. Nah, jadi selanjutnya jika imbuhan "mem-" bertemu dengan kata dasar berupa "proses". maka , terbentuklah kata memproses (Kata Baku).
Kata Baku: Memproses.
Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai penganalisisan terhadap Kata Tidak Baku dalam Surat kabar, moga bermanfaat dan kembali berjumpa di lain kesempatan.
numpang share ya min ^^
ReplyDeletebuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| bbm : 55F97BD0 || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||