Friday, February 21, 2020

Menilik Lebih Dalam Tentang Perjalanan Sukses Pengusaha UKM Pahari Tunggal (Usaha Kerajinan Anyaman Rotan) di Kota Palangka Raya

Selamat Datang dan Terima Kasih Telah Berkunjung


Menilik Lebih Dalam Tentang Perjalanan Sukses Pengusaha UKM Pahari Tunggal (Usaha Kerajinan Anyaman Rotan) di Kota Palangka Raya



Foto bersama di Kediaman Ibu Ramince selaku narasumber dan pengelola UKM Pahari Tunggal (Usaha Kerajinan Anyaman Rotan), Palangka Raya


Sekarang ini, di kota Palangka Raya telah banyak perusahaan besar atau kecil yang berdiri di tengah-tengah pemukiman warga yang menghiasi perkotaan. Misalnya di sepanjang jalan RTA Milono telah dipenuhi oleh berbagai jenis toko baik dari toko makanan sampai bengkel. Tetapi, yang kami soroti atau pilih sebagai narasumber pada wawancara kami kali ini adalah pengusaha UKM Pahari Tunggal (Usaha Kerajinan Anyaman Rotan). Pengusaha yang kami jadikan narasumber adalah sosok pekerja keras dan konsisten yang patut kita jadikan sebagai referensi dalam memperhatikan bisnis kedepan.


Proses wawancara langsung bersama Narasumber, Ibu Ramince.

Ibu Ramince merupakan salah seorang pengusaha yang cukup sukses dalam memulai usahanya dari nol. Berkat keuletan dan ketekunannya dalam menjalani Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang kerajinan anyaman rotan, akhirnya usaha kerajinan rotan yang ditekuninya dapat dikenal luas oleh masyarakat dan tentunya berkembang pesat di Provinsi Kalimantan Tengah khususnya di Ibukota Palangka Raya. Adapun UKM yang dikelola oleh Ibu Ramince ini bernama UKM Pahari Tunggal (Usaha Kerajinan Anyaman Rotan) yang berlokasi di Jl. RTA Milono KM 10, Komplek Surung 1A No. 48. Produk kerajinan yang telah dihasilkan cukup beragam seperti Tas, Dompet, Tikar, Kipas, dan sebagainya demi menyediakan produk tersebut sesuai pesanan dari permintaan konsumen. Untuk produk unggulan yang terjamin kualitasnya, pengusaha sendiri memperoleh bahan bakunya dari Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Utara.

Proses pembuatan produk kerajinan tangan berupa Tas berbahan dasar Rotan yang dikerjakan oleh Ibu amince.

"Kalau saya pengrajin rotan dari umur 5 tahun, ya sekarang umur saya 76 tahun, kalau anak-anak pernah ke Swiss-Bell itu ada kepunyaan saya umur 7 tahun membuat batang garing ukuran 1 m x 2 m waktu umur 7 tahun", jawab bu Ramince saat sedang kami wawancarai terkait sejak kapan beliau bekerja sebagai pengrajin rotan.

"Dulu, kan waktu umur 12 tahun saya sambil menjahit, ya sambil menjahit pakaian, jadi saya tekuni menjahit pakaian karena tapi anyaman rotan saya tidak tinggalkan. Karena ibu saya, saya orang miskin, bapak saya meninggal dunia, jadi ibu saya itu menganyam rotan terus ini keturunan, jadi bilang ibu saya waktu aku umur 5 tahun “nak kamu tidak ikut menganyam rotan bikin ini kita tidak makan” takut masih kecil tidak makan. Nah, sudah umur 12 tahun saya menjahit pakaian, menjahit pakaian tidak kursus, saya melihat, melihat, melihat aja. 35 tahun saya menjahit pakaian, tetapi anyaman rotan saya tekuni, tidak saya lepaskan. Setelah lama-kelamaan belum saya berumah tangga, umur 15 tahun tenar anyaman rotan saya, tapi tetap saya menjahit pakaian jadi saya membagi waktu. Kalau malam saya menjahit pakaian, kalau siang saya menganyam. Setelah saya kawin umur 19 tahun, melahirkan, tetapi anyaman rotan tetap saya teruskan lanjutan, menjahit tetap. Sampai saya punya anak, 6  anak, saya menekuni rotan, menjahit sambil saya lepaskan, anyaman rotan tidak saya lepaskan. Karena ku pikir, anyaman rotan ini adalah langka, ada orangnya ja yang bisa. Karena apa, tikar bisa dibeli dari orang luar, yang lain-lain seperti bakul, keranjang-keranjang bisa dibeli. Tetapi rotan tidak ada orang mengerjakannya. Jadi saya pikir, biar aja. Ada orang memesan atau tidak saya tetap menganyam rotan. Setelah saya kawin umur 19 tahun punya anak umur 20 tahun sampai 6 anak saya, saya tetap menekuni rotan, tidak melepas rotan, tetapi menjahit saya lepaskan. Karena saya lihat, kalau menjahit, menjadi pakaian sampai membordir saya pandai, banyak dari luar bordir bagus dari kita, tetapi anyaman rotan tidak ada yang menekuninya, lebih baik saya menekuni rotan sampai saat sekarang. Saya tidak menyangka karena anyaman rotan saya mancanegara habis sudah saya jelajah.", tandasnya.


Modal yang dimiliki oleh Ibu Ramince dalam memulai usaha kerajinan anyaman rotan ini pada awalnya yaitu sebesar Rp. 3.000.000,00 tepatnya pada tahun 1992. Bahan baku utama untuk membuat kerajinan anyaman rotan ini diperoleh dari dalam hutan langsung dan juga melalui beberapa pihak pemasok bahan baku. Motif anyaman kerajinan rotan yang diproduksi oleh UKM Pahari Tunggal ini secara keseluruhannya adalah mengangkat motif khas Kalimantan Tengah. Sedangkan, untuk proses pemasaran dari hasil produk kerajinan tangan UKM Pahari Tunggal yang dikelola oleh Ibu Ramince ini tidak hanya dalam lokal saja namun juga sudah sampai ke mancanegara. Dalam berwirausaha, hal utama yang paling dibutuhkan adalah sikap telaten dan mental wirausaha yang kokoh, penuh inovasi dan tidak takut gagal dalam menghadapi rintangan, sehingga keberlanjutan usaha tersebut akan tetap terjaga.

Dibalik kesuksesannya dalam menekuni usaha UKM Pahari Tunggal, ternyata Ibu Ramince juga mengaku telah menyenangi pekerjaan tersebut. "Luar biasa. Kalau dari dulu sampai sekarang saya tidak pernah tidur siang kecuali sakit, karena rasanya 1 jam saya berbaring, tidur berapa biji dapat tas rugi" tambahnya.

Ibu Ramince mengatakan bahwa UKM Pahari Tunggal melakukan pemilihan dan penggunaan bahan baku rotan dengan kualitas bahan baku yang terbaik. Setelah melalui pemilihan bahan baku, selanjutnya masuk ke dalam proses pembuatan anyaman melalui sistem manual hingga mampu menghasilkan produk kerajinan rotan yang beragam, bernilai guna dan mengandung nilai estetika tersendiri.

Salah satu hasil produk jadi kerajinan tangan dari UKM Pahari Tunggal. 

Dari segi harga, Produsen menetapkan harga sesuai tipe pada masing-masing olahan kerajinan rotan-nya. Apabila ada pesanan dari pelanggan, maka produsen menetapkan harga sesuai dengan tingkat kesulitan yang produsen alami pada saat pembuatan olahan kerajinan rotan tersebut.

Lalu, apa harapan Ibu Ramince terhadap pekerjaan yang ia tekuni ke depannya ?.

"Nah, harapan saya jangan mandek dengan saya yang lebih tua. Semoga remaja laki-laki dan perempuan bisa membudidayakan rotan kita. Rotan kita di Kalimantan Tengah ini pada umumnya  tidak ada hilang kecuali ditelan bumi habis. Jangan mementingkan kepunyaan orang, mementingkan punya kita sendiri. Saya melatih mereka di Barito memotong rotan, luar biasa mereka bertepuk tangan. Maka rotan, anyaman rotan tenar, mereka bisa tetapi pengoler (pemalas). Kita hidup jangan pemalas, hati ini yang bisa mendorong kita. Kalau kaki tangan memang pemalas, tetapi hati tidak." Tutupnya.

Dalam hasil wawancara tersebut, tentunya kami semua berharap agar usaha kerajinan anyaman rotan seperti ini tetap bisa dipertahankan dan terus dikembangkan. Sebab, kerajinan tangan yang berbahan dasar dari rotan ini merupakan salah satu kerajinan unik yang tidak semua orang memilki keterampilan dalam mengolahnya. Adapun bagi pengrajin, harapan kita agar mereka dapat berkenan mengajarkan keterampilan tersebut kepada para generasi muda, agar kerajinan tangan itu sendiri tidak mudah punah dan terus dilanjutkan dari generasi ke generasi selanjutnya. 

Sumber : www.gambaranimasi.org

Selamat Beraktivitas Kembali Untuk Anda ..



* Berikan respon Anda terhadap topik ini, Klik disini :
http://www.strawpoll.me/17597367/r



                                                               
Hubungi / Chat Admin Blog SCUA {Bang Nirwana} 👇 :


Atau juga :

No comments:

Post a Comment

"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"

Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.

Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗

Postingan Terbaru

Mahasiswa KKN-T UPR Sosialisasikan dan Bagikan Perlengkapan Protokol Kesehatan kepada Masyarakat Desa Masaran

Palangka Raya - Universitas Palangka Raya (UPR) tahun ini kembali mengadakan kegiatan KKN-T Reguler Periode II di sejumlah daerah yang ada ...

Postingan Populer