Saturday, February 29, 2020

Larangan Membakar Ikan Saluang dan Terasi Ketika Malam Hari Saat Berada di Hutan

😱😱Selamat Datang dan Terima Kasih Telah Berkunjung😱😱

Larangan Membakar Ikan Saluang dan Terasi Ketika Malam Hari Saat Berada di Hutan


Sumber gambar : http://agapituscy.blogspot.com/2016/04/ikan-seluang.html


Oleh Nirwan 

Di Setiap daerah tentunya sudah pasti memiliki keunikannya masing-masing baik berupa mitos maupun pantangannya tersendiri yang masih diyakini oleh sebagian masyarakatnya.

Seperti halnya di Kalimantan, pulau terbesar yang diakui sebagai paru-paru dunia ini ternyata tidak sedikit pula menyimpan berbagai kisah mistis maupun mitos yang masih berkembang hingga saat ini bagi masyarakat di dalamnya.

Bagi Anda penduduk asli di Kalimantan, mungkin sudah pernah mendengar suatu pantangan dari orang tua zaman dulu yang sering menuturkan bahwa seseorang dilarang untuk membakar ikan saluang atau iwak saluang dalam sebutan bahasa kami, terutama saat membakarnya ketika malam hari dan sedang berada di tengah-tengah hutan.


Pantangan membakar ikan saluang atau terasi ketika malam hari saat sedang berada di dalam hutan.


Sumber gambar : http://blogs.uajy.ac.id/journey2015/2016/04/03/kriuknya-ikan-seluang/

Menurut kepercayaan sebagian masyarakat yang tinggal di tanah Kalimantan, seseorang dilarang untuk membakar / memanggang ikan saluang di dalam hutan khususnya saat selepas waktu maghrib (malam hari). Konon, apabila ada seseorang yang mencoba membakar ikan saluang saat malam hari dan kebetulan ia sedang berada di dalam hutan maka orang tersebut secara tidak langsung telah berani mengundang kehadiran makhluk halus baik berupa Jin atau Setan. Diyakini, bahwa penghuni ghaib di dalam hutan tersebut tak segan-segan untuk menyerang manusia yang tengah berani mengusik eksistensi mereka terlebih dengan memancing bau-bau tajam seperti ikan saluang yang sedang dibakar di dalam hutan.

Sumber gambar : http://www.fenomenaalam.com/2019/08/03/9-hal-yang-bisa-mengundang-setan-atau-hantu-untuk-mendekat/membakar-terasi-img/

Selain pantangan membakar ikan saluang di malam hari, dipercaya juga bahwa seseorang dilarang pula untuk membakar terasi di malam hari. Sebab, aroma terasi bakar yang cukup menusuk ke hidung tersebut dianggap mampu menarik perhatian berbagai makhluk halus di sekitar kita dan tak jarang pula mereka suka menampakkan wujudnya kepada siapapun yang telah berani melanggar pantangan tersebut.


Cerita pengalaman mistis dari sebagian orang yang pernah diganggu akibat membakar ikan saluang atau terasi di dalam hutan. 

Sebetulnya, ada banyak sekali cerita pengalaman warga asli Kalimantan yang mengaku pernah mengalami gangguan diluar nalar akibat tidak sengaja melanggar pantangan membakar ikan saluang atau terasi saat di malam hari. Tak jarang pula, sebagian penduduk di Kalimantan sering menyebutkan bahwa pantangan semacam itu bukan hanya sekedar mitos belaka melainkan memang merupakan pantangan yang diyakini akan kebenarannya. Menurut tuturan masyarakat yang sudah lama tinggal di kalimantan, gangguan aneh semacam itu memang sudah lumrah terjadi di hutan Kalimantan. Terlebih, dengan adanya sebagian penduduk di Kalimantan yang masih suka mendirikan rumah di sekitaran hutan ataupun menjadikan hutan sebagai tempat beraktivitas mereka demi memenuhi kebutuhan hidup seperti menyadap getah karet, mencari kayu gaharu maupun mendirikan pondok kecil sebagai tempat untuk menginap dan menunggu buah durian yang akan jatuh di malam hari.

Sumber gambar : https://www.superadventure.co.id/news/19563/hutan-kalimantan-dan-5-hal-misterius-di-dalamnya-yang-bikin-nyali-petualang-ciut/

Terdapat cerita pengalaman seorang warga di kalimantan yang pernah mengalami serangan tak terduga terhadap pondoknya akibat telah mencoba membakar ikan saluang beserta terasi selepas maghrib. Saat itu, orang tersebut sedang menyadari bahwa di dalam pondoknya sedang kehabisan lauk untuk bisa disantap pada malam hari. Melihat kondisi kekurangan tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk membakar ikan saluang beserta terasi yang kebetulan saat itu masih tersedia di dalam pondoknya. Saat sedang asik membakar ikan saluang dan terasi di dalam dapurnya selepas maghrib, tiba-tiba pondok yang ia huni seperti diserang oleh badai besar hingga membuat pondok tersebut bergetar dan hampir saja roboh. Tentu saja penghuni pondok itu segera bergegas keluar pondok dan mencari tahu apa yang sedang terjadi pada pondoknya. Saat ia sudah berada di luar, ternyata tidak ada sesuatu apapun baik itu berupa badai atau semacamnya. Namun saat ia masih berdiri di luar, seketika terdengar suara auman macam yang berbunyi nyaring dan menggema dari dalam hutan. Usai kejadian itu, akhirnya orang tersebut tidak berani lagi untuk melanjutkan membakar ikan saluang beserta terasi yang sebelumnya dipersiapkannya sebagai bahan untuk lauk makan. Memang betul, menurut kepercayaan masyarakat sekitar di Kalimantan bahwa membakar ikan saluang atau terasi di malam hari memang bisa memancing berbagai serangan makhluk halus seperti gangguan berupa macan jadi-jadian yang biasanya menjadi penghuni ghaib di dalam hutan Kalimantan. Macan itu sebenarnya bukanlah sembarangan binatang seperti halnya macan buas biasa. Akan tetapi, macan tersebut dapat merubah wujudnya menjadi berbagai wujud lain bahkan mampu berukuran kecil seperti nyamuk. Selain dapat mengundang macan jadi-jadian, disebutkan pula bahwa membakar ikan saluang atau terasi di sekitar hutan pada malam hari juga dapat mengundang kehadiran kambe pujut (Hantu Pujut). Hantu Pujut merupakan hantu yang memiliki tubuh yang tinggi, berbadan kurus, bertelinga lancip dan memiliki wajah yang buruk rupa serta dapat berlari secepat kilat. Konon, hantu pujut ini suka mengganggu manusia yang sedang mencari ikan dan kehadirannya ditandai dengan kemunculannya berupa suara "juut.. juut."

Ilustrasi kambe Pujut

Adapun ikan saluang yang cukup pantang kita bakar adalah sejenis ikan saluang maram. Saluang maram merupakan sejenis ikan saluang sungai yang dimana terdapat codet hitam di bagian dadanya. Bagi suku pendatang yang pernah bekerja mendulang emas di pedalaman hutan Kalimantan, juga seringkali diceritakan mereka mengalami gangguan yang tak terduga ketika sedang membakar ikan saluang maupun terasi saat mereka hendak makan. Gangguan tersebut bukan hanya berupa gangguan dari makhluk tak kasat mata, akan tetapi ada juga yang terkena musibah seperti sakit kulit akibat telah membakar ikan saluang di dalam hutan khususnya saat malam hari.

"Bila padang hutan lagi kami membatang dulu bila membanam saluang atau acan geraukan macan... cepat tu buang ke banyu acan atau saluang bebanam" tulis salah satu akun facebook bernama Badai Firmansyah di dalam postingan komentarnya. Akun facebook bernama Badai Firmansyah ini menceritakan pengalamannya dahulu saat ia bersama teman-temannya sedang bekerja membatang pohon kayu di dalam hutan. "Bila di dalam hutan saat kami lagi bekerja membatang pohon kayu dulu, bila membakar saluang atau terasi terdengar suara geraungan macan... secepatnya di buang ke dalam air terasi atau saluang bakar itu" seperti itulah sedikit cerita pengalaman dari akun facebook Badai Firmansyah jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia. Untuk para petulang yang sering menjelajah ke hutan Kalimantan, diharapkan pula agar mereka bisa membawa makanan yang cepat saji atau membakar ikan lain selain ikan saluang. Sebab, pantangan membakar ikan saluang di dalam hutan Kalimantan memang sudah menjadi peringatan tersendiri secara turun temurun bagi siapapun yg berada di Kalimantan.

Sumber gambar : https://anafza.wordpress.com/2016/01/03/21-wisata-alam-kandangan-hulu-sungai-selatan/amp/

Adapula cerita pengalaman mistis dari salah satu akun facebook bernama Siti Mariam. Di dalam postingan komentarnya, Siti Mariam menceritakan bahwa pada saat ia ikut bergabung bersama TIM di acara MTMA dulu, mereka menjelajah ke kawasan hutan di gunung loksado tepatnya di Kabupaten Kandangan, Kalimantan Selatan. Di kawasan hutan tersebut TIM mereka mencoba membakar terasi, namun belum sampai 5 menit tiba-tiba sudah terdengar suara auman yang sangat keras di sekitaran hutan hingga membuat mereka semua menjadi ketakutan.  Dan yang paling menakutkan, seketika disusul oleh kemunculan semacam karpet kecil yang melayang-melayang disertai tertawa cekikikan hingga membuat mereka memutuskan untuk turun dari gunung saat itu juga.

Pengalaman selanjutnya, diceritakan oleh salah satu akun facebook bernama Bambang S Patmaraga Mka. Ia menceritakan di dalam postingan komentarnya bahwa pada sekitar tahun 70-an yang lampau, ia sedang memancing bersama Alm. Ayahnya. Waktu itu ia merasa iseng untuk membakar ikan saluang, namun tak berapa lama saat ia membakar ikan tersebut, tiba-tiba muncul sebuah tangan dengan kukunya yang panjang dan runcing sedang berusaha mengambil ikan saluang tersebut. Merasa terkejut, sontak saja ia memukul tangan tersebut dengan puntung api hingga membuat tangan tersebut perlahan menghilang disertai jeritan panjang meminta "ampun". Setelah itu, ayahnya datang dan memarahinya hingga akhirnya mereka pun pulang.

Pengalaman lain diceritakan oleh akun facebook bernama Yhunitha Sari. Ia menceritakan pengalaman ibunya terkait gangguan mistis akibat membakar terasi sekitar jam 7 malam melalui postingan komentarnya.

"Memang benar adanya sih ibu saya dulu pernah bakar terasi kira" jam 7 malam mau dibikin sambal terasi ehh gak taunya ada yang manggil dari depan rumah tapi dicek gak ada orang terus denger suara lagi tapi rame gitu kayak dipasar gitu padahal dikomplek perumahan saya dan ibu saya tinggal itu sepi gak ada rame"nya gitu" tulisnya.

Postingan komentar berikutnya diceritakan oleh akun facebook bernama Anggoro Siwi. Ia menceritakan bahwa sekitar tahun 95-an, ia pernah mencoba membakar terasi di tengah hutan ketika ia masih bekerja kayu golek di Teluk Keluang, Batu Ampar, Kalimantan Barat. Waktu itu, ia sudah ditegur agar jangan membakar terasi oleh rekan kerjanya karena bisa mengundang makhluk halus. Namun, sebab rasa penasaran dan tanpa sepengetahuan temannya yang saat itu sedang pergi meninggalkan bagan (Tempat istirahat malam berupa pondok kecil). Ia pun mencoba untuk membakar terasi dan ingin membuktikan hal tersebut, sekitar setengah jam setelah ia membakar terasi tiba-tiba terdengar suata gemuruh dari dalam hutan dan disusul oleh suara kayu seperti sedang dipatahkan. Singkatnya, mereka semua lari tunggang-langgang menuju perahu dan ia dikeluarkan dari rombongan. Peristiwa tersebut masih ia ingat hingga saat ini.

"hantunya lapar bang jd minta jatah" tutup salah satu komentar dari akun facebook bernama Ahmad Ishqi.

Baik, itulah sedikit cerita terkait pantangan membakar ikan saluang dan terasi ketika malam hari terutama saat berada di dalam hutan. Adapun seperti yang kita ketahui bahwa setiap daerah pastinya memiliki keunikannya tersendiri seperti halnya berupa suatu pantangan di daerah Kalimantan. Terlepas dari percaya atau tidaknya seseorang terhadap pantangan yang disebutkan diatas, tentunya hal tersebut kembali lagi kepada sudut pandang yang bersangkutan. Setiap adat dan budaya di setiap daerah tentunya memiliki karakteristiknya masing-masing yang dibedakan berdasarkan kebiasaan maupun kepercayaan masyarakatnya. Oleh karena itu, marilah kita saling menghargai setiap kultur dan tradisi yang dijalankan oleh masyarakat tertentu di berbagai daerah agar kita bisa saling memahami, mengerti dan menjalin hubungan yang baik antar sesama bangsa dan negara. Peribahasa pernah mengatakan "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Salam budaya 🖐

Nirwan
Palangka Raya, 29 Februari 2020
00 : 27 WIB 

Sumber : www.gambaranimasi.org

Selamat Beraktivitas Kembali Untuk Anda ..



* Berikan respon Anda terhadap topik ini, Klik disini :
http://www.strawpoll.me/17597367/r



                                                               
Hubungi / Chat Admin Blog SCUA {Bang Nirwana} 👇 :


Atau juga :

No comments:

Post a Comment

"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"

Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.

Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗

Postingan Terbaru

Mahasiswa KKN-T UPR Sosialisasikan dan Bagikan Perlengkapan Protokol Kesehatan kepada Masyarakat Desa Masaran

Palangka Raya - Universitas Palangka Raya (UPR) tahun ini kembali mengadakan kegiatan KKN-T Reguler Periode II di sejumlah daerah yang ada ...

Postingan Populer