Menolak Lupa ! : 7 Kumpulan Puisi Widji Thukul Yang Cukup Populer
Sumber gambar : https://nasional.tempo.co/amp/1088920/20-tahun-reformasi-lelah-sipon-mencari-kabar-wiji-thukul |
Siapakah sosok Widji Thukul ?
Widji Widodo atau akrab disapa dengan sebutan Widji Thukul merupakan seorang sastrawan dan aktivis HAM berkebangsaan Indonesia. Widji Thukul lahir di Surakarta (Jawa Tengah), 26 Agustus 1963 dan wafat di tempat atau waktu yang tidak diketahui hingga sekarang. Ia terakhir kali menghilang pada tanggal 27 Juli 1998 dan merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan Orde Baru kala itu. Sejak tahun 1998 sampai sekarang ini keberadaannya tiada pernah diketahui. Ia dinyatakan hilang dengan dugaan diculik karena suaranya yang cukup lantang dalam mengkritiki pemerintah Orba.
Nah, kali ini kita akan membagikan 7 Kumpulan Puisi Karya Widji Thukul Yang Cukup Populer. Dimana sosok Widji Thukul sendiri dikenal sebagai seorang Aktivis HAM sekaligus Penyair yang mampu menelurkan beberapa karya sastra yang luar biasa dan sering diperdengarkan oleh para demonstran saat turun ke jalan. Sejatinya, puisi karya Widji Thukul ini juga dianggap sebagai suatu ancaman bagi pemerintah era Orde Baru dan setiap bait puisi yang Thukul ciptakan selalu mengandung sebuah makna perjuangan serta perlawanan terhadap penindasan rezim Orde Baru kala itu. Melalui puisinya itulah, nama Thukul selalu diabadikan sebagai pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) dan penyair yang terus dikenang oleh Bangsa Indonesia hingga saat ini. Adapun berbagai puisi karya Widji Thukul yang biasa diperdengungkan, sampai sekarang masih tetap relevan dan tentunya tak akan pernah lekang oleh waktu. Lantas, apa sajakah 7 Kumpulan Puisi Karya Widji Thukul Yang Cukup Populer tersebut, berikut seputarannya...
1. PERINGATAN
Oleh Widji Thukul
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat sembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat tidak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
(Solo,1986)
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat sembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat tidak berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
(Solo,1986)
2. APA GUNA
Oleh Widji Thukul
Apa guna punya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
Dengan kaum cukong
Di desa-desa rakyat dipaksa
Menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
Dengan harga murah
Apa guna punya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Di mana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
Dengan kaum cukong
Di desa-desa rakyat dipaksa
Menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
Dengan harga murah
Apa guna punya ilmu tinggi
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
3. DI BAWAH SELIMUT KEDAMAIAN PALSU
Oleh Widji Thukul
jangan terus tindas rakyat yang membisu
jika demikian..
kalian seperti membangun bendungan yang bakal jebol
arus menggasak
hingga tamatlah kekuasaanmu
jangan jadikan rumahmu gudang penuh
barang mewah dan timbunan bahan makanan
jangan sanak familimu kaya karena bintang bintang pangkatmu/
jika demikian..
kalian telah melahirkan musuh bagi anak cucumu
janganlah rampas tanah rakyat
jangan abaikan kepentingannya
sebab tanah adalah bumi tempat ibadah kepada tuhannya
tempat memuliakan dirinya dengan kerja
jika itu kau lakukan..
berarti telah kau tabur sendiri
iman kekacauan di negeri ini
jangan redam pikiran rakyat dengan paksa
jangan coba bikin ketentraman dengan penuh dengan ancaman
jika demikian..
berarti kalian telah menggugah
raksasa yang tidur di bawah
selimut kedamaian palsu
maka pada saat itulah
sejarah akan kembali membacakan
kisah kisah tirani: Yang Harus Diturunkan!
jika demikian..
kalian seperti membangun bendungan yang bakal jebol
arus menggasak
hingga tamatlah kekuasaanmu
jangan jadikan rumahmu gudang penuh
barang mewah dan timbunan bahan makanan
jangan sanak familimu kaya karena bintang bintang pangkatmu/
jika demikian..
kalian telah melahirkan musuh bagi anak cucumu
janganlah rampas tanah rakyat
jangan abaikan kepentingannya
sebab tanah adalah bumi tempat ibadah kepada tuhannya
tempat memuliakan dirinya dengan kerja
jika itu kau lakukan..
berarti telah kau tabur sendiri
iman kekacauan di negeri ini
jangan redam pikiran rakyat dengan paksa
jangan coba bikin ketentraman dengan penuh dengan ancaman
jika demikian..
berarti kalian telah menggugah
raksasa yang tidur di bawah
selimut kedamaian palsu
maka pada saat itulah
sejarah akan kembali membacakan
kisah kisah tirani: Yang Harus Diturunkan!
4. BUNGA DAN TEMBOK
Oleh Widji Thukul
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!
5. SEHARI SAJA KAWAN
Oleh Widji Thukul
Satu kawan bawa tiga kawan
Masing-masing nggandeng lima kawan
Sudah berapa kita punya kawan
Satu kawan bawa tiga kawan
Masing-masing bawa lima kawan
Kalau kita satu pabrik bayangkan kawan
Kalau kita satu hati kawan
Satu tuntutan bersatu suara
Satu pabrik satu kekuatan
Kita tak mimpi kawan!
Kalau satu pabrik bersatu hati
Mogok dengan seratus poster
Tiga hari tiga malam
Kenapa tidak kawan
Kalau satu pabrik satu serikat buruh
Bersatu hati
Mogok bersama sepuluh daerah
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan
Kalau kita yang berjuta-juta
Bersatu hati mogok
Maka kapas tetap terwujud kapas
Karena mesin pintal akan mati
Kapas akan tetap berwujud kapas
Tidak akan berwujud menjadi kain
Serupa pelangi pabrik akan lumpuh mati
Juga jalan-jalan
Anak-anak tak pergi sekolah
Karena tak ada bis
Langit pun akan sunyi
Karena mesin pesawat terbang tak berputar
Karena lapangan terbang lumpuh mati
Sehari saja kawan
Kalau kita mogok kerja
Dan menyanyi dalam satu barisan
Sehari saja kawan
Kapitalis pasti kelabakan!!
(12-11-94)
Masing-masing nggandeng lima kawan
Sudah berapa kita punya kawan
Satu kawan bawa tiga kawan
Masing-masing bawa lima kawan
Kalau kita satu pabrik bayangkan kawan
Kalau kita satu hati kawan
Satu tuntutan bersatu suara
Satu pabrik satu kekuatan
Kita tak mimpi kawan!
Kalau satu pabrik bersatu hati
Mogok dengan seratus poster
Tiga hari tiga malam
Kenapa tidak kawan
Kalau satu pabrik satu serikat buruh
Bersatu hati
Mogok bersama sepuluh daerah
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan
Sehari saja kawan
Kalau kita yang berjuta-juta
Bersatu hati mogok
Maka kapas tetap terwujud kapas
Karena mesin pintal akan mati
Kapas akan tetap berwujud kapas
Tidak akan berwujud menjadi kain
Serupa pelangi pabrik akan lumpuh mati
Juga jalan-jalan
Anak-anak tak pergi sekolah
Karena tak ada bis
Langit pun akan sunyi
Karena mesin pesawat terbang tak berputar
Karena lapangan terbang lumpuh mati
Sehari saja kawan
Kalau kita mogok kerja
Dan menyanyi dalam satu barisan
Sehari saja kawan
Kapitalis pasti kelabakan!!
(12-11-94)
6. HARI ITU AKU AKAN BERSIUL
Oleh Widji Thukul
pada hari coblosan nanti
aku akan masuk ke dapur
akan kujumlah gelas dan sendokku
apakah jumlahnya bertambah
setelah pemilu bubar?
pemilu oo… pilu, pilu
bila hari coblosan tiba nanti
aku tak akan pergi ke mana-mana
aku ingin di rumah saja
mengisi jambangan
atau menanak nasi
pemilu oo… pilu, pilu
nanti akan kuceritakan kepadamu
apakah jadi penuh karung beras
minyak tanah
gula
atau bumbu masak
setelah suaramu dihitung
dan pesta demokrasi dinyatakan selesai
nanati akan kuceritakan kepadamu
pemilu oo… pilu, pilu
bila tiba harinya
hari coblosan
aku tak akan ikut berbondong-bondong
ke tempat pemungutan suara
aku tidak akan datang
aku tidak akan menyerahkan suaraku
aku tidak akan ikutan masuk
ke kotak suara itu
pemilu oo… pilu, pilu
aku akan bersiul-siul
memproklamasikan kemerdekaanku
aku akan mandi
dan bernyanyi sekeras-kerasnya
pemilu oo… pilu, pilu
hari itu aku akan mengibarkan hakku
tinggi, tinggi
akan kurayakan dengan nasi hangat
sambel bawang dan ikan asin
pemilu oo… pilu, pilu
sambel bawang dan ikan asin
aku akan masuk ke dapur
akan kujumlah gelas dan sendokku
apakah jumlahnya bertambah
setelah pemilu bubar?
pemilu oo… pilu, pilu
bila hari coblosan tiba nanti
aku tak akan pergi ke mana-mana
aku ingin di rumah saja
mengisi jambangan
atau menanak nasi
pemilu oo… pilu, pilu
nanti akan kuceritakan kepadamu
apakah jadi penuh karung beras
minyak tanah
gula
atau bumbu masak
setelah suaramu dihitung
dan pesta demokrasi dinyatakan selesai
nanati akan kuceritakan kepadamu
pemilu oo… pilu, pilu
bila tiba harinya
hari coblosan
aku tak akan ikut berbondong-bondong
ke tempat pemungutan suara
aku tidak akan datang
aku tidak akan menyerahkan suaraku
aku tidak akan ikutan masuk
ke kotak suara itu
pemilu oo… pilu, pilu
aku akan bersiul-siul
memproklamasikan kemerdekaanku
aku akan mandi
dan bernyanyi sekeras-kerasnya
pemilu oo… pilu, pilu
hari itu aku akan mengibarkan hakku
tinggi, tinggi
akan kurayakan dengan nasi hangat
sambel bawang dan ikan asin
pemilu oo… pilu, pilu
sambel bawang dan ikan asin
7. TUJUAN KITA SATU IBU
Oleh Widji Thukul
kutundukkan kepalaku,
bersama rakyatmu yang berkabung
bagimu yang bertahan di hutan
dan terbunuh di gunung
di timur sana
di hati rakyatmu,
tersebut namamu selalu
di hatiku
aku penyair mendirikan tugu
meneruskan pekik salammu
"a luta continua."
kutundukkan kepalaku
kepadamu kawan yang dijebloskan
ke penjara negara
hormatku untuk kalian
sangat dalam
karena kalian lolos dan lulus ujian
ujian pertama yang mengguncangkan
kutundukkan kepalaku
kepadamu ibu-bu
hukum yang bisu
telah merampas hak anakmu
tapi bukan hanya anakmu ibu
yang diburu dianiaya difitnah
dan diadili di pengadilan yang tidak adil ini
karena itu aku pun anakmu
karena aku ditindas
sama seperti anakmu
kita tidak sendirian
kita satu jalan
tujuan kita satu ibu:pembebasan!
kutundukkan kepalaku
kepada semua kalian para korban
sebab hanya kepadamu kepalaku tunduk
kepada penindas
tak pernah aku membungkuk
aku selalu tegak
bersama rakyatmu yang berkabung
bagimu yang bertahan di hutan
dan terbunuh di gunung
di timur sana
di hati rakyatmu,
tersebut namamu selalu
di hatiku
aku penyair mendirikan tugu
meneruskan pekik salammu
"a luta continua."
kutundukkan kepalaku
kepadamu kawan yang dijebloskan
ke penjara negara
hormatku untuk kalian
sangat dalam
karena kalian lolos dan lulus ujian
ujian pertama yang mengguncangkan
kutundukkan kepalaku
kepadamu ibu-bu
hukum yang bisu
telah merampas hak anakmu
tapi bukan hanya anakmu ibu
yang diburu dianiaya difitnah
dan diadili di pengadilan yang tidak adil ini
karena itu aku pun anakmu
karena aku ditindas
sama seperti anakmu
kita tidak sendirian
kita satu jalan
tujuan kita satu ibu:pembebasan!
kutundukkan kepalaku
kepada semua kalian para korban
sebab hanya kepadamu kepalaku tunduk
kepada penindas
tak pernah aku membungkuk
aku selalu tegak
"Jika kau menghamba kepada ketakutan
kita memperpanjang barisan perbudakan." ~ Widji Thukul
Baik, itulah 7 kumpulan puisi karya Widji Thukul yang cukup populer dan terus kita kenang sebagai karya sastra terbaik di nusantara ini. Semoga perjalanan hidup Widji Thukul akan terus memberi inspirasi bagi para penyair maupun para pecinta sastra lainnya. Terima Kasih..
Sumber : www.gambaranimasi.org |
Hubungi / Chat Admin Blog SCUA {Bang Nirwana} 👇 :
Atau juga :
No comments:
Post a Comment
"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"
Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.
Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗