" Rapuhnya Budaya Literasi di Kalangan Anak Muda ".
Seputar Unik & Pengetahuan Umum |
Salam Cerdas bagi Kita Sekalian !! .. ✊
Sobat Cerdas "Seputar Unik & Pengetahuan Umum", pada kesempatan kali ini Saya sengaja mengangkat tema unik berupa headline diatas. Ya, " Rapuhnya Budaya Literasi di Kalangan Anak Muda ".
Dokumentasi Pribadi |
Cukup miris memang, rendahya minat baca dari kalangan masyarakat Indonesia sendiri pernah dikabarkan melalui Duta Baca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang menyatakan bahwa minat baca dari masyarakat Indonesia telah menduduki urutan ke-60 dari 61 Negara di dunia. Bayangkan, betapa rendahnya peringkat membaca yang pernah dialami oleh masyarakat kita sendiri.
Membaca merupakan suatu kegiatan menganalisis ataupun menginterpretasi yang dilakukan pembaca agar mampu memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Kegiatan ini merupakan suatu rangkaian yang amat penting sebagai kebutuhan dasar (utama) untuk menyerap berbagai ilmu pengetahuan yang banyak tersirat melalui isi kandungan yang di dalam buku. Maka tak heran, kunci utama dari jendela ilmu ialah melalui kebudayaan membaca. Bahkan, banyak pula orang - orang cerdas diluaran sana ataupun mereka yang sudah sukses di sepanjang hidupnya dengan mengabadikan kembali suatu gagasan maupun wawasan yang ia miliki melalui berbagai tulisan yang telah dibukukan. Hal ini semata-mata bertujuan untuk menyampaikan pesan ataupun ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan berdasarkan atas segala sumber gagasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis bersangkutan. Namun, bagaimana jadinya bila pihak di kalangan masyarakat kita sendiri terutama bagi anak - anak mudanya yang masih terbilang cukup rendah terhadap minat baca ataupun sudah mengalami masa-masa kerapuhan terhadap budaya literasi. Apa mungkin semua itu disebabkan oleh media literatur kita yang masih cukup minim di berbagai tempat atau daerah ??. Atau mungkin pula dikarenakan masih ada beberapa pemicu lain dari berbagai faktor yang telah mempengaruhi hal tersebut ??. Cobalah kita menilik kembali melalui salah satu negara di dunia, sebut saja Finlandia. Negara ini merupakan suatu negara yang disebut sebagai negara paling maju dalam menumbuhkan tingkat budaya membaca bagi masyarakatnya. Ya, memang betul. Finlandia telah dikenal sebagai suatu negara yang paling terpelajar dalam bidang literasinya di seluruh dunia.
Lantas, apa yang menjadi penyebab dari persoalan kita selama ini ?. Bagaimana pula caranya agar bisa memperbaiki atau menghadapi kembali tantangan terhadap rendahnya minat baca bagi para kalangan anak muda yang masih menjadi dilema oleh sebagian besar Bangsa kita sekarang ?. Saya sengaja mengangkat tema ini sebenarnya untuk mengingatkan kembali mengenai hasil dari kegiatan analisa kami di masa lampau tepatnya pada saat Saya masih duduk di bangku kelas XI SMA, dimana kami pernah diberikan tugas kelompok oleh guru sekolah untuk melakukan Survei di salah satu perpustakaan setempat ataupun pada tempat-tempat "media baca" di lingkungan sekitar dengan cara menganalisisnya. Nah, dari hasil kesimpulan yang pernah kami dapatkan melalui hasil wawancara terhadap pihak perpustakaan ataupun hasil pengamatan kami disana. ternyata, tingkat minat baca di tempat tersebut masih terbilang cukup rendah dan bahkan hanya ditemukan 1 atau 2 orang pengunjung saja yang biasanya mengunjungi ke tempat tersebut. Kita sekalian bisa membayangkan betapa rapuhnya budaya literasi kita dari dahulu hingga sekarang. bahkan, tidak menutup kemungkinan pula hingga berpengaruh pada lingkungan desa yang dimana masyarakatnya sudah terbilang cukup maju / melek baca-tulis. itupun masih berupa gambaran sederhana dari salah satu tempat yang pernah kami kunjungi di desa kami, terus bagaimanapula dengan beberapa kondisi di desa lainnya yang masih terbilang cukup terpencil dan bahkan bisa dikatakan masyarakatnya masih awam terhadap budaya literasi (baca-tulis) atau mungkin perpustakaan di daerahnya masih belum cukup mendukung untuk bisa berdiri disana. Tak terbayangkan bagi kita sekalian.
Nah, lalu apa saja yang menjadi faktor sekaligus sebagai solusi terhadap tantangan yang bisa kita hadapi ?. Khususnya, dalam menghadapi kerapuhan dari budaya membaca yang sedang dialami oleh beberapa kalangan Anak muda saat ini. Berikut faktor sekaligus solusi yang bisa kita perhatikan.
1. Teknologi yang yang kian canggih.
Tentu, semua sudah tak asing lagi dengan salah satu teknologi yang akan Saya sebutkan berikut, yakni berupa "gadget". Gadget ataupun Smartphone merupakan salah satu bentuk teknologi canggih yang sudah hampir dirangkul dan bahkan dianggap sebagai kebutuhan primer oleh sebagian orang. Jika ditanya kembali kepada para Anak muda agar mereka bisa memilih salah satu diantaranya "Sebuah buku bacaan segede kamus atau berupa Voucher Kuota internet dengan tingkat GB yang cukup tinggi" kemungkinan, jawabannya sudah cukup tau dan bahkan sudah terungkap melalui berbagai indera dan pikiran sebagian anak muda yang sedang kebetulan membaca topik ini. Mereka mungkin lebih memilih untuk mengenyangkan perut gadget mereka melalui kuota internet daripada memilih pilihan (opsi) pertama. Dan yang menjadi pertanyaan bagi kita sekalian adalah salahkah hal tersebut dengan adanya keberadaan gadget yang dimiliki oleh setiap Anak muda saat ini. Jawabannya tentu tidak !!. Namun, semakin canggihnya perkembangn teknologi seperti yang kita ketahui sekarang ini. Faktanya, semakin banyak pula para pemuda yang hanya memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan video game (walaupun tidak semuanya) melalui gadget daripada menghabiskan waktu mereka dengan menatap buku ataupun membaca literasi-literasi di internet. Padahal, semuapun tau bahwa semakin canggihnya perkembangan teknologi sekarang ini. Maka, semakin luas pula peluang positif yang akan kita dapatkan apabila kita memanfaatkannya dengan cara mencari ilmu pengetahuan ataupun berbagai informasi di internet disamping pula membaca melalui buku. Tetapi, kita jangan salah. ternyata, masih ada beberapa anak muda yang mempunyai minat (menyukai) semacam bacaan/tulisan yang dipengaruhi oleh berbagai rangsangan bacaan-bacaan singkat (unik - unik) semacam meme lucu yang disertai kata - kata, gambaran singkat berupa kata motivasi, komik animasi yang bermacam-macam dan lain sebagainya. Sedangkan, yang lebih sering Saya perhatikan ialah beberapa Anak muda lebih banyak "me-ngepost beberapa gambar berupa kata-kata motivasi yang mereka baca dan diperoleh dari berbagai situs internet ke dalam Story / status media Sosial mereka". kebiasaan seperti itu sejatinya bisa dikatakan menjadi bagian atau bentuk inspirasi kepada para Anak muda lainnya dalam menghadapi tantangan terhadap rendahnya tingkat membaca bagi kalangan Anak muda sekarang ini. Sebab, hal tersebut masih bisa menjadi proses mempertahankan ataupun tahap sedikit demi sedikit dalam mencintai sebuah tulisan maupun bacaan secara online. jadi, kesimpulan yang bisa Saya tarik disini adalah ternyata upaya dalam mengembangkan tingkat membaca bagi kalangan anak muda saat ini masih dapat dilakukan dengan cara yang sederhana / proses pengenalan bacaan singkat seperti yang disebutkan sebelumnya (Selagi yang diciptakan tidak mengandung unsur dewasa, SARA, Hoax maupun sebagainya) walaupun tidak terlalu menampilkan banyak tulisan, namun masih terlihat unik, mengandung pesan berharga dan cukup menarik. Sehingga, Teknologi semacam gadget bukan hanya semata-mata diprioritaskan untuk hal-hal lain selain sebagai kepentingan membaca oleh sebagian kalangan Anak muda. Tetapi, bisa pula menjadi keperluan luas (sebagai penciptaan tulisan menarik, upaya mempertahankan budaya tulisan, menarik minat baca melalui bentuk penyajian ekspresi yang unik, dsb). Terutama, bila hal tersebut digunakan kembali secara bijak dengan kesadaran kita masing-masing.
2. Lingkungan Sosial
Pada umumnya, perubahan sosial manusia biasanya lebih banyak dipengaruhi oleh berbagai proses adaptasi yang ia temui di setiap lingkungannya sehari-hari. Sebab, pada setiap tempat / lingkungan sosial memiliki berbagai macam pengaruh besar berupa budaya maupun kebiasaan yang berbeda-beda dari masyarakatnya. Kebiasaan ataupun budaya yang dimaksud bisa memberikan arah positif maupun negatif berdasarkan pada kondisi penduduknya masing-masing. Karena kondisi tersebut akan terus diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Jadi, walaupun di setiap lingkungan sekitar anak muda seperti yang diketahui sebelumnya masih banyak berdiri beberapa macam perpustakaan daerah ataupun berbagai macam taman bacaan. Tetapi, apabila masyarakatnya sendiri masih terlalu minim terhadap sikap gemar membaca di lingkungan tersebut. Akhirnya, pengaruhnya pun akan meneruskan kembali kepada kebiasaan anak mudanya. Oleh karenanya, peran dari sebuah lingkungan sosial disini juga dapat kita sebut sebagai salah satu pengaruh atau faktor dari penyebab tinggi / minimnya tingkat membaca oleh sebagian kalangan anak-anak muda secara umum. Maka, jalan keluar yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor ini ialah kembali lagi terhadap kondisi lingkungan ataupun budaya lingkungan sosial dari masyarakatnya sendiri (Solusi lain dengan cara Sosialisasi dari pihak Pemerintah terhadap pentingnya budaya membaca, pemberdayaan Masyarakat dengan upaya mengenalkan kembali lingkungan Taman Baca serta gunanya Perpustakaan Daerah setempat). Untuk masalah kedepannya terhadap lingkungan tersebut, Apakah masih mampu memberikan dukungan berupa upaya minat baca ataupun sebaliknya bagi para anak mudanya, hal itu kembali lagi terhadap kebiasaan yang Sudah dibawa oleh masyarakatnya sendiri.
3. Sistem pembelajaran yang biasanya diterapkan di Sekolah.
Bagi setiap kalangan anak muda, terutama bagi para pelajar di sekolah. pada umumnya, selalu diterapkan suatu kebiasaan membaca maupun proses kegiatan belajar-mengajar yang lazimnya dilakukan di ruangan kelas. Hal ini terkadang membuat beberapa pelajar merasa jenuh dan selalu bosan jika melakukan hal atau kegiatan yang sama selama berada di lingkungan yang itu-itu saja (indoor). Dengan demikian, hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor terhadap menurunnya tingkat kegemaran membaca bagi mereka. Nah, jadi disini tiada salahnya apabila pihak sekolah ataupun guru-guru yang bersangkutan bisa mencoba sesekali bekerja sama untuk mengajak para siswa/i dengan melakukan kegiatan membaca maupun proses kegiatan belajar-mengajar di lingkungan yang lebih berbeda dan terbuka berupa alam sekitar. Sehingga, para anak muda ataupun pelajar mungkin akan lebih senang dan gemar kembali dalam membaca dengan sesekali memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai objek edukasinya.
Demikianlah pembahasan kita kali ini. Pada hakikatnya, segala sesuatu kembali lagi terhadap kesadaran diri kita masing-masing. Jika kita masih mempunyai kesadaran terhadap pentingnya budaya membaca. Maka, sedikit banyaknya pengaruh atau faktor yang selalu disebutkan diatas masih belum mampu dalam menggoyahkan atau merapuhkan minat baca (budaya literasi) yang sudah kita tanamkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, satu hal penting pula yang selalu diharapkan oleh Anak muda seperti kita saat ini yaitu bahwa Pemerintah dan Masyarakat sekitar agar bisa ikut berpartisipasi kembali dalam mendukung, menciptakan ruang publik yang nyaman berupa perpustakaan, fasilitas bacaan yang selalu mendukung dan memadai di setiap tempat, Promosi atau Sosialisasi terhadap pentingnya budaya literasi kepada kalangan Anak muda, membentuk suatu Organisasi berupa edukasi yang selalu menarik perhatian minat Anak muda dan lain sebagainya. Sehingga, kesadaran diri seperti yang saya sebutkan sebelumnya bisa lebih tergerak kembali dan bukan hanya berupa kesadaran semata tanpa adanya dorongan/dukungan dari orang-orang di sekitar. Terutama, hal tersebut juga bertujuan pokok bagi kebaikan para pemuda/i sebagai penerus bangsa ini kedepannya. Terima Kasih ..
Lantas, apa yang menjadi penyebab dari persoalan kita selama ini ?. Bagaimana pula caranya agar bisa memperbaiki atau menghadapi kembali tantangan terhadap rendahnya minat baca bagi para kalangan anak muda yang masih menjadi dilema oleh sebagian besar Bangsa kita sekarang ?. Saya sengaja mengangkat tema ini sebenarnya untuk mengingatkan kembali mengenai hasil dari kegiatan analisa kami di masa lampau tepatnya pada saat Saya masih duduk di bangku kelas XI SMA, dimana kami pernah diberikan tugas kelompok oleh guru sekolah untuk melakukan Survei di salah satu perpustakaan setempat ataupun pada tempat-tempat "media baca" di lingkungan sekitar dengan cara menganalisisnya. Nah, dari hasil kesimpulan yang pernah kami dapatkan melalui hasil wawancara terhadap pihak perpustakaan ataupun hasil pengamatan kami disana. ternyata, tingkat minat baca di tempat tersebut masih terbilang cukup rendah dan bahkan hanya ditemukan 1 atau 2 orang pengunjung saja yang biasanya mengunjungi ke tempat tersebut. Kita sekalian bisa membayangkan betapa rapuhnya budaya literasi kita dari dahulu hingga sekarang. bahkan, tidak menutup kemungkinan pula hingga berpengaruh pada lingkungan desa yang dimana masyarakatnya sudah terbilang cukup maju / melek baca-tulis. itupun masih berupa gambaran sederhana dari salah satu tempat yang pernah kami kunjungi di desa kami, terus bagaimanapula dengan beberapa kondisi di desa lainnya yang masih terbilang cukup terpencil dan bahkan bisa dikatakan masyarakatnya masih awam terhadap budaya literasi (baca-tulis) atau mungkin perpustakaan di daerahnya masih belum cukup mendukung untuk bisa berdiri disana. Tak terbayangkan bagi kita sekalian.
Nah, lalu apa saja yang menjadi faktor sekaligus sebagai solusi terhadap tantangan yang bisa kita hadapi ?. Khususnya, dalam menghadapi kerapuhan dari budaya membaca yang sedang dialami oleh beberapa kalangan Anak muda saat ini. Berikut faktor sekaligus solusi yang bisa kita perhatikan.
1. Teknologi yang yang kian canggih.
Sumber : pixabay.com |
Tentu, semua sudah tak asing lagi dengan salah satu teknologi yang akan Saya sebutkan berikut, yakni berupa "gadget". Gadget ataupun Smartphone merupakan salah satu bentuk teknologi canggih yang sudah hampir dirangkul dan bahkan dianggap sebagai kebutuhan primer oleh sebagian orang. Jika ditanya kembali kepada para Anak muda agar mereka bisa memilih salah satu diantaranya "Sebuah buku bacaan segede kamus atau berupa Voucher Kuota internet dengan tingkat GB yang cukup tinggi" kemungkinan, jawabannya sudah cukup tau dan bahkan sudah terungkap melalui berbagai indera dan pikiran sebagian anak muda yang sedang kebetulan membaca topik ini. Mereka mungkin lebih memilih untuk mengenyangkan perut gadget mereka melalui kuota internet daripada memilih pilihan (opsi) pertama. Dan yang menjadi pertanyaan bagi kita sekalian adalah salahkah hal tersebut dengan adanya keberadaan gadget yang dimiliki oleh setiap Anak muda saat ini. Jawabannya tentu tidak !!. Namun, semakin canggihnya perkembangn teknologi seperti yang kita ketahui sekarang ini. Faktanya, semakin banyak pula para pemuda yang hanya memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan video game (walaupun tidak semuanya) melalui gadget daripada menghabiskan waktu mereka dengan menatap buku ataupun membaca literasi-literasi di internet. Padahal, semuapun tau bahwa semakin canggihnya perkembangan teknologi sekarang ini. Maka, semakin luas pula peluang positif yang akan kita dapatkan apabila kita memanfaatkannya dengan cara mencari ilmu pengetahuan ataupun berbagai informasi di internet disamping pula membaca melalui buku. Tetapi, kita jangan salah. ternyata, masih ada beberapa anak muda yang mempunyai minat (menyukai) semacam bacaan/tulisan yang dipengaruhi oleh berbagai rangsangan bacaan-bacaan singkat (unik - unik) semacam meme lucu yang disertai kata - kata, gambaran singkat berupa kata motivasi, komik animasi yang bermacam-macam dan lain sebagainya. Sedangkan, yang lebih sering Saya perhatikan ialah beberapa Anak muda lebih banyak "me-ngepost beberapa gambar berupa kata-kata motivasi yang mereka baca dan diperoleh dari berbagai situs internet ke dalam Story / status media Sosial mereka". kebiasaan seperti itu sejatinya bisa dikatakan menjadi bagian atau bentuk inspirasi kepada para Anak muda lainnya dalam menghadapi tantangan terhadap rendahnya tingkat membaca bagi kalangan Anak muda sekarang ini. Sebab, hal tersebut masih bisa menjadi proses mempertahankan ataupun tahap sedikit demi sedikit dalam mencintai sebuah tulisan maupun bacaan secara online. jadi, kesimpulan yang bisa Saya tarik disini adalah ternyata upaya dalam mengembangkan tingkat membaca bagi kalangan anak muda saat ini masih dapat dilakukan dengan cara yang sederhana / proses pengenalan bacaan singkat seperti yang disebutkan sebelumnya (Selagi yang diciptakan tidak mengandung unsur dewasa, SARA, Hoax maupun sebagainya) walaupun tidak terlalu menampilkan banyak tulisan, namun masih terlihat unik, mengandung pesan berharga dan cukup menarik. Sehingga, Teknologi semacam gadget bukan hanya semata-mata diprioritaskan untuk hal-hal lain selain sebagai kepentingan membaca oleh sebagian kalangan Anak muda. Tetapi, bisa pula menjadi keperluan luas (sebagai penciptaan tulisan menarik, upaya mempertahankan budaya tulisan, menarik minat baca melalui bentuk penyajian ekspresi yang unik, dsb). Terutama, bila hal tersebut digunakan kembali secara bijak dengan kesadaran kita masing-masing.
2. Lingkungan Sosial
Sumber : pixabay.com |
Pada umumnya, perubahan sosial manusia biasanya lebih banyak dipengaruhi oleh berbagai proses adaptasi yang ia temui di setiap lingkungannya sehari-hari. Sebab, pada setiap tempat / lingkungan sosial memiliki berbagai macam pengaruh besar berupa budaya maupun kebiasaan yang berbeda-beda dari masyarakatnya. Kebiasaan ataupun budaya yang dimaksud bisa memberikan arah positif maupun negatif berdasarkan pada kondisi penduduknya masing-masing. Karena kondisi tersebut akan terus diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Jadi, walaupun di setiap lingkungan sekitar anak muda seperti yang diketahui sebelumnya masih banyak berdiri beberapa macam perpustakaan daerah ataupun berbagai macam taman bacaan. Tetapi, apabila masyarakatnya sendiri masih terlalu minim terhadap sikap gemar membaca di lingkungan tersebut. Akhirnya, pengaruhnya pun akan meneruskan kembali kepada kebiasaan anak mudanya. Oleh karenanya, peran dari sebuah lingkungan sosial disini juga dapat kita sebut sebagai salah satu pengaruh atau faktor dari penyebab tinggi / minimnya tingkat membaca oleh sebagian kalangan anak-anak muda secara umum. Maka, jalan keluar yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor ini ialah kembali lagi terhadap kondisi lingkungan ataupun budaya lingkungan sosial dari masyarakatnya sendiri (Solusi lain dengan cara Sosialisasi dari pihak Pemerintah terhadap pentingnya budaya membaca, pemberdayaan Masyarakat dengan upaya mengenalkan kembali lingkungan Taman Baca serta gunanya Perpustakaan Daerah setempat). Untuk masalah kedepannya terhadap lingkungan tersebut, Apakah masih mampu memberikan dukungan berupa upaya minat baca ataupun sebaliknya bagi para anak mudanya, hal itu kembali lagi terhadap kebiasaan yang Sudah dibawa oleh masyarakatnya sendiri.
3. Sistem pembelajaran yang biasanya diterapkan di Sekolah.
Sumber : pixabay.com |
Bagi setiap kalangan anak muda, terutama bagi para pelajar di sekolah. pada umumnya, selalu diterapkan suatu kebiasaan membaca maupun proses kegiatan belajar-mengajar yang lazimnya dilakukan di ruangan kelas. Hal ini terkadang membuat beberapa pelajar merasa jenuh dan selalu bosan jika melakukan hal atau kegiatan yang sama selama berada di lingkungan yang itu-itu saja (indoor). Dengan demikian, hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor terhadap menurunnya tingkat kegemaran membaca bagi mereka. Nah, jadi disini tiada salahnya apabila pihak sekolah ataupun guru-guru yang bersangkutan bisa mencoba sesekali bekerja sama untuk mengajak para siswa/i dengan melakukan kegiatan membaca maupun proses kegiatan belajar-mengajar di lingkungan yang lebih berbeda dan terbuka berupa alam sekitar. Sehingga, para anak muda ataupun pelajar mungkin akan lebih senang dan gemar kembali dalam membaca dengan sesekali memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai objek edukasinya.
Demikianlah pembahasan kita kali ini. Pada hakikatnya, segala sesuatu kembali lagi terhadap kesadaran diri kita masing-masing. Jika kita masih mempunyai kesadaran terhadap pentingnya budaya membaca. Maka, sedikit banyaknya pengaruh atau faktor yang selalu disebutkan diatas masih belum mampu dalam menggoyahkan atau merapuhkan minat baca (budaya literasi) yang sudah kita tanamkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, satu hal penting pula yang selalu diharapkan oleh Anak muda seperti kita saat ini yaitu bahwa Pemerintah dan Masyarakat sekitar agar bisa ikut berpartisipasi kembali dalam mendukung, menciptakan ruang publik yang nyaman berupa perpustakaan, fasilitas bacaan yang selalu mendukung dan memadai di setiap tempat, Promosi atau Sosialisasi terhadap pentingnya budaya literasi kepada kalangan Anak muda, membentuk suatu Organisasi berupa edukasi yang selalu menarik perhatian minat Anak muda dan lain sebagainya. Sehingga, kesadaran diri seperti yang saya sebutkan sebelumnya bisa lebih tergerak kembali dan bukan hanya berupa kesadaran semata tanpa adanya dorongan/dukungan dari orang-orang di sekitar. Terutama, hal tersebut juga bertujuan pokok bagi kebaikan para pemuda/i sebagai penerus bangsa ini kedepannya. Terima Kasih ..
Sumber : www.gambaranimasi.org |
No comments:
Post a Comment
"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"
Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.
Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗