" Tragedi Berdarah di Balik Mistisnya Terowongan Kereta Paledang "
Sore itu, masih terdengar rintihan "tangis" dibalik batinnya orang-orang Bogor. Terowongan Kereta Paledang yang satu ini merupakan bagian dari jalur untuk kereta jurusan Bogor-Sukabumi. Kejadiannya sudah sekitar tahun 2000-an yang silam, namun hingga sekarang masih menyimpan berbagai kenangan pahit atas peristiwa duka yang belum mampu terupakan oleh benaknya masyarakat Bogor. Potongan tubuh manusia banyak sekali ditemukan tergeletak satu sama lain di sisi rel Kereta Api peninggalan zaman Belanda yang proses pengerjaannya pernah melibatkan nyawa dari pribumi kita sendiri ini.
- Baca Juga : Mengenal Sosok Kuyang dari tanah Kalimantan
Pasalnya, kejadian malang di Sore hari itu merupakan salah satu bagian dari kasus tragedi berdarah yang pernah merenggut nyawa para korban jiwa terutama sekelompok pelajar SMA asal Jakarta yang rencananya hendak berlibur ke kawasan Sukabumi, Jawa Barat.
Gunung Salak, Sukabumi, Jabar (Google Eart)
Kronologisnya, memang pada Sore itu Kereta jurusan Sukabumi sedang mengalami keterlambatan waktu untuk bisa berangkat dari jadwal keberangkatan yang telah ditentukan akibat kurangnya perhatian / ketertiban para penumpang yang terlampau penuh, terutama bagi penumpang para pelajar yang hendak berkemah di kawasan Gunung Salak (Sukabumi) dengan cara memenuhi permukaan atap gerbong Kereta. Sebenarnya, pihak masinis maupun petugas sudah memberikan peringatan bahwa para penumpang dilarang untuk menaiki atap gerbong kereta demi menjaga keselamatan serta menghindari hal-hal yang tak diinginkan selama perjalanan berlangsung karena terowongan yang akan dilintasi dikabarkan atapnya berjarak cukup rendah. Namun, hal tersebut diacuhkan oleh sebagian penumpang khususnya bagi segerombolan penumpang pelajar yang cukup bandel dan memberanikan diri mereka untuk menaiki bagian atap gerbong kereta sesaat kereta sudah berangkat meninggalkan Stasiun Paledang. Nahasnya, belum sempat penumpang pelajar tersebut mencapai ke kawasan yang ingin dituju untuk berlibur, seketika nyawa mereka sudah melayang secara mengenaskan di Terowongan Kereta Paledang. Serangkaian peristiwa maut inilah yang menimpa nasib sebagian pelajar SMA asal Jakarta yang hendak berlibur pada tujuan utama perjalanan tersebut.
Kala itu, kereta sedang melaju dengan cukup kencang usai meninggalkan Kota Bogor. Kereta mulai berangkat dengan kecepatan yang tidak seperti biasanya, kemungkinan masinis merasa kecewa akibat masalah keterlambatan waktu yang dialami sebelumnya. Pada saat kereta akan melintasi mulut Terowongan Kereta Paledang yang dimana jarak antara mulut terowongan dengan gerbong kereta telah diketahui amatlah tipis, ketua rombongan yang berada di bagian paling depan sempat memberikan isyarat bahwa mereka akan memasuki mulut terowongan kereta. Namun karena isyarat yang dimaksud tidak mampu tersampaikan kepada para penumpang lainnya terutama bagi mereka yang duduk di bagian paling pojok belakang atap gerbong, akibat jalan rel yang sedang dilintasi cukup berliku sebelum memasuki terowongan. Akhirnya, beberapa pelajar tewas terpental, terlindas, dan bahkan kepala mereka terbentur amat keras hingga pecah berhamburan di tembok mulut terowongan tersebut sesaat kereta sedang melaju dengan cukup kencang. Para korban sudah tidak sempat lagi menyelamatkan diri mereka masing-masing, terutama bagi mereka yang belum menyadari bahwa mulut terowongan yang akan ditempuh sesungguhnya jaraknya sangatlah rendah terhadap jarak kepala mereka sendiri. Usai kejadian tersebut, para warga berteriak histeris karena telah mendapati pemandangan yang cukup mengerikan. Beberapa bagian anggota tubuh manusia nan amat mengenaskan khususnya bagian dari tubuh anak muda saling berceceran satu sama lain di sisi Rel perlintasan. Bahkan, menurut pengakuan salah seorang warga setempat pada saat sebelum terjadinya peristiwa nahas tersebut. Sebagian besar dari penumpang lain sedang berusaha untuk melompat turun, walaupun dari atap gerbong kereta yang masih bergerak sekalipun demi menyelamatkan diri mereka masing-masing setelah menyadari akan memasuki mulut terowongan. Kecelakaan maut itulah yang menimpa sejumlah 12 penumpang sebelumnya dari Sekelompok pelajar SMA yang menjadi korban keganasan terowongan tersebut.
Kondisi tubuh para korban yang telah ditemukan. Kecelakaan maut ini terasa begitu cepat dan terekam sebagai salah satu kasus tragedi berdarah paling mencekam yang terjadi sekitar tahun 2000 di Kota Bogor. Saking ngerinya, warga sekitar merasa merinding sekaligus tak tega untuk memunguti serpihan-serpihan kecil dari bagian anggota badan para korban yang sudah saling berserakan di sekitaran rel. Badan korban yang ditemukan sudah banyak terpisah dari kepalanya serta ada juga yang terpental jauh beberapa meter dari lokasi terowongan. Tentu saja hal ini menggambarkan betapa ngerinya kondisi tubuh para korban yang telah dipotong oleh mulut terowongan tersebut. Yang menjadi pertanyaan adalah mungkinkah para korban sebelumnya masih dapat menghindar dengan cara bertiarap di saat memasuki mulut terowongan yang cukup sempit tersebut?. Sebagian dari korban mungkin ada yang belum sempat bertiarap dan ada pula yang berusaha melompat turun dari atap gerbong kereta. Seandainya pula ada penumpang yang mencoba untuk bertiarap mungkin saja akan tetap terlindas oleh mulut terowongan karena sebagian besar dari mereka saat itu sedang menggendong perbekalan berupa ransel yang berisikan barang-barang cukup penuh sehingga kemungkinan akan tersangkut pula pada permukaan atap terowongan yang sebenarnya berjarak cukup rendah tersebut.
Kejadian jangggal pun pernah dialami oleh salah seorang pria setengah baya yang ikut membantu proses evakuasi jasad maupun pengumpulan dari anggota tubuh para korban yang sedang mengalami kecelakaan secara tragis tersebut.
Menurutnya, pada saat ia sedang membantu proses evakuasi jasad para korban di sepanjang Rel KA atau di sekitaran TKP. Ia mendapati serangkaian kejadian aneh berupa jasad korban tertentu yang masih bisa berbicara dan seakan masih sadar mengenai kondisi mereka masing-masing. Bagian tubuh para korban memang ditemukan banyak mengalami kerusakan yang cukup parah terutama pada bagian tengkorak kepala akibat terbentur keras oleh tembok kasar terowongan tersebut beserta organ dalam tubuh lainnya yang sudah banyak terpisah dan berceceran di sana-sini. Bapak ini bercerita bahwa ia menyaksikan suatu kejadian di luar nalar seperti adanya para korban di TKP yang masih sempat bertanya, apakah dirinya masih hidup (selamat) atau sudah mati. Padahal, kondisi badannya sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Kemudian, Bapak ini berbalik kembali untuk menengok para korban yang sedang berbicara dengannya tersebut. Anehnya, Para Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia karena jasad mereka memang sudah tak utuh lagi secara sempurna.
Hal-hal mistispun banyak berkembang usai kejadian nahas yang telah melibatkan kematian beberapa Pelajar SMA tersebut. Kereta dengan jalur jurusan Bogor-Sukabumi inipun sempat dinonaktifkan untuk sementara waktu dalam beroperasi seperti biasanya. Masalahnya, beberapa warga sekitar masih mengalami trauma yang cukup berat akibat kejadian nahas tersebut.
Tak lama setelah kejadian maut itu sendiri, Warga setempat di pinggiran Rel KA sering bercerita tentang gangguan suara tangisan dan jeritan minta tolong yang disinyalir sebagai arwah para korban yang mati secara penasararan di terowongan pembawa maut tersebut. Adapun menurut keterangan lainnya dari seorang warga sekitar, yang lebih mengerikan adalah di kawasan terowongan tersebut sering menampakkan sesosok makhluk tak kasat mata semacam pria tanpa kepala yang amat menyeramkan.
Sumber : Bogor.pojoksatu.id |
Kala itu, kereta sedang melaju dengan cukup kencang usai meninggalkan Kota Bogor. Kereta mulai berangkat dengan kecepatan yang tidak seperti biasanya, kemungkinan masinis merasa kecewa akibat masalah keterlambatan waktu yang dialami sebelumnya. Pada saat kereta akan melintasi mulut Terowongan Kereta Paledang yang dimana jarak antara mulut terowongan dengan gerbong kereta telah diketahui amatlah tipis, ketua rombongan yang berada di bagian paling depan sempat memberikan isyarat bahwa mereka akan memasuki mulut terowongan kereta. Namun karena isyarat yang dimaksud tidak mampu tersampaikan kepada para penumpang lainnya terutama bagi mereka yang duduk di bagian paling pojok belakang atap gerbong, akibat jalan rel yang sedang dilintasi cukup berliku sebelum memasuki terowongan. Akhirnya, beberapa pelajar tewas terpental, terlindas, dan bahkan kepala mereka terbentur amat keras hingga pecah berhamburan di tembok mulut terowongan tersebut sesaat kereta sedang melaju dengan cukup kencang. Para korban sudah tidak sempat lagi menyelamatkan diri mereka masing-masing, terutama bagi mereka yang belum menyadari bahwa mulut terowongan yang akan ditempuh sesungguhnya jaraknya sangatlah rendah terhadap jarak kepala mereka sendiri. Usai kejadian tersebut, para warga berteriak histeris karena telah mendapati pemandangan yang cukup mengerikan. Beberapa bagian anggota tubuh manusia nan amat mengenaskan khususnya bagian dari tubuh anak muda saling berceceran satu sama lain di sisi Rel perlintasan. Bahkan, menurut pengakuan salah seorang warga setempat pada saat sebelum terjadinya peristiwa nahas tersebut. Sebagian besar dari penumpang lain sedang berusaha untuk melompat turun, walaupun dari atap gerbong kereta yang masih bergerak sekalipun demi menyelamatkan diri mereka masing-masing setelah menyadari akan memasuki mulut terowongan. Kecelakaan maut itulah yang menimpa sejumlah 12 penumpang sebelumnya dari Sekelompok pelajar SMA yang menjadi korban keganasan terowongan tersebut.
Kondisi tubuh para korban yang telah ditemukan. Kecelakaan maut ini terasa begitu cepat dan terekam sebagai salah satu kasus tragedi berdarah paling mencekam yang terjadi sekitar tahun 2000 di Kota Bogor. Saking ngerinya, warga sekitar merasa merinding sekaligus tak tega untuk memunguti serpihan-serpihan kecil dari bagian anggota badan para korban yang sudah saling berserakan di sekitaran rel. Badan korban yang ditemukan sudah banyak terpisah dari kepalanya serta ada juga yang terpental jauh beberapa meter dari lokasi terowongan. Tentu saja hal ini menggambarkan betapa ngerinya kondisi tubuh para korban yang telah dipotong oleh mulut terowongan tersebut. Yang menjadi pertanyaan adalah mungkinkah para korban sebelumnya masih dapat menghindar dengan cara bertiarap di saat memasuki mulut terowongan yang cukup sempit tersebut?. Sebagian dari korban mungkin ada yang belum sempat bertiarap dan ada pula yang berusaha melompat turun dari atap gerbong kereta. Seandainya pula ada penumpang yang mencoba untuk bertiarap mungkin saja akan tetap terlindas oleh mulut terowongan karena sebagian besar dari mereka saat itu sedang menggendong perbekalan berupa ransel yang berisikan barang-barang cukup penuh sehingga kemungkinan akan tersangkut pula pada permukaan atap terowongan yang sebenarnya berjarak cukup rendah tersebut.
Kejadian jangggal pun pernah dialami oleh salah seorang pria setengah baya yang ikut membantu proses evakuasi jasad maupun pengumpulan dari anggota tubuh para korban yang sedang mengalami kecelakaan secara tragis tersebut.
Sumber gambar : pixabay.com |
Menurutnya, pada saat ia sedang membantu proses evakuasi jasad para korban di sepanjang Rel KA atau di sekitaran TKP. Ia mendapati serangkaian kejadian aneh berupa jasad korban tertentu yang masih bisa berbicara dan seakan masih sadar mengenai kondisi mereka masing-masing. Bagian tubuh para korban memang ditemukan banyak mengalami kerusakan yang cukup parah terutama pada bagian tengkorak kepala akibat terbentur keras oleh tembok kasar terowongan tersebut beserta organ dalam tubuh lainnya yang sudah banyak terpisah dan berceceran di sana-sini. Bapak ini bercerita bahwa ia menyaksikan suatu kejadian di luar nalar seperti adanya para korban di TKP yang masih sempat bertanya, apakah dirinya masih hidup (selamat) atau sudah mati. Padahal, kondisi badannya sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Kemudian, Bapak ini berbalik kembali untuk menengok para korban yang sedang berbicara dengannya tersebut. Anehnya, Para Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia karena jasad mereka memang sudah tak utuh lagi secara sempurna.
Hal-hal mistispun banyak berkembang usai kejadian nahas yang telah melibatkan kematian beberapa Pelajar SMA tersebut. Kereta dengan jalur jurusan Bogor-Sukabumi inipun sempat dinonaktifkan untuk sementara waktu dalam beroperasi seperti biasanya. Masalahnya, beberapa warga sekitar masih mengalami trauma yang cukup berat akibat kejadian nahas tersebut.
Sumber : Bogor.pojoksatu.id |
Tak lama setelah kejadian maut itu sendiri, Warga setempat di pinggiran Rel KA sering bercerita tentang gangguan suara tangisan dan jeritan minta tolong yang disinyalir sebagai arwah para korban yang mati secara penasararan di terowongan pembawa maut tersebut. Adapun menurut keterangan lainnya dari seorang warga sekitar, yang lebih mengerikan adalah di kawasan terowongan tersebut sering menampakkan sesosok makhluk tak kasat mata semacam pria tanpa kepala yang amat menyeramkan.
Sumber : www.gambaranimasi.org |
No comments:
Post a Comment
"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"
Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.
Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗