Sunday, February 16, 2020

Awas !!, Jangan Sekali-Kali Kencing Sembarangan di Pohon

😱😱Selamat Datang dan Terima Kasih Telah Berkunjung😱😱


Awas !!, Jangan Sekali-Kali Kencing Sembarangan di Pohon


Oleh Nirwan


Hai Guys.., ketemu lagi bersama Saya selaku Admin Blog yang siap membahas cerita mistis maupun cerita horror yang diangkat berdasarkan pengalaman kisah nyata. kali ini, Saya ingin bercerita mengenai pengalaman mistis yang pernah dialami oleh abang kandung saya sendiri yang bertempat tinggal di Kec. Kota Besi, Kotawaringin Timur (Kalimantan Tengah).

Pernahkah Anda mendengar salah satu contoh kalimat berikut ?? "Nak, kalo kau kebelet pipis atau buang air kecil di pepohonan, hendaknya permisi (ngucap) dulu ya kepada yang empunya. Nanti burungmu bisa disakiti atau digigit oleh penunggu yang berdiam di pohon itu 🙏" Yap, saya rasa kalimat tersebut sudah cukup sering kita dengar dari lisannya orang tua kita pada zaman dulu. Mungkin saja kalimat diatas agak sulit diterima oleh akal, akan tetapi orang tua pada zaman dulu mustahil sekali dalam sembarangan melontarkan kata-kata yang isinya mengandung makna sebuah petuah. Buktinya, ada banyak sekali kasus atau kejadian mistis (diluar nalar) yang pernah dialami oleh sekelompok orang tertentu akibat menyalahi / menentang petuah masyarakat kuno pada zaman dahulu. Ya, seperti yang kita ketahui pada masanya bahwa nenek moyang kita sejak dulu memang dikenal erat dalam menjunjung tinggi tradisi ataupun kepercayaan mistis (takhayul) yang masih diteruskan dari generasi ke generasi selanjutnya hingga sekarang. Oleh sebab itu, nasihat orang tua zaman dulu masih sering dijalani oleh sebagian masyarakat hingga saat ini dan tentunya menjadi salah satu keunikan tersendiri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat maupun berbudaya.

Oke, Saya kembali bercerita mengenai pengalaman mistis yang pernah dialami oleh abang kandung Saya yang terjadi di kampung kediaman kami pada Kec. Kota Besi, Kab. Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Sebut saja namanya si "H", usia dia sekarang ini telah beranjak pada usia 25 tahun. Adapun kejadiannya saat itu sekitar setahun yang lalu, tepatnya ditahun 2019. Waktu itu, posisi Saya sedang berada di Kota Palangka Raya dan seperti biasa sedang menjalani aktivitas kuliah rutin di Ibu Kota utama Provinsi Kalimantan Tengah tersebut. Pada sekitar pukul 18. 45 WIB, ponsel Saya tiba-tiba berbunyi dan menunjukkan sebuah pesan Whatsapp dari seseorang. Setelah saya mengecek pesan Whatsapp tersebut, ternyata pesan tersebut berasal dari Ibu Saya di kampung yang mengatakan bahwa abang Saya beberapa yang hari lalu terkena musibah dan sebelumnya sudah dirujuk ke rumah sakit daerah yang berada di Kota Sampit, kondisinya sudah mulai membaik. Membaca pesan tersebut, saya langsung menghubungi Ibu Saya untuk mengetahui secara jelas informasi tersebut. Setelah berkomunikasi melalui ponsel, akhirnya Ibu Saya mulai bercerita mengenai kronologis awal hingga akhir terkait musibah yang sedang dialami oleh abang Saya beberapa hari sebelumnya. 

Nah, berikut ini merupakan runtutan cerita yang pernah saya peroleh dari hasil komunikasi saya bersama Ibu melalui ponsel. Disini Saya akan mencoba menceritakan ulang kronologis kejadian aneh yang menimpa abang Saya tersebut melaui bahasa Saya sendiri :

Malam itu, abang Saya sedang berpamitan dari rumah untuk segera berangkat ke tempat kawannya yang baru saja membuka usaha warung wifi di lokasi yang tidak terlalu jauh dari kediaman kami. Seperti biasa, abang Saya menghabiskan waktunya di lokasi tersebut hanya untuk membeli pasword wifi sekaligus nongkrong bareng bersama teman-teman seperjuangan kerjanya yang tidak lain juga termasuk kawan mabarnya. Yang Saya tau, bahwa lokasi tersebut memang terletak di dalam gang kecil dan juga termasuk jalan buntu. Di dalam gang tersebut hanya berdiri beberapa pemukiman warga yang terbilang masih minim penduduknya. Lokasi tersebut memang dekat dengan area hutan dan banyak sekali pepohonan besar nan rimbun yang masih berdiri dibelakang rumah warga. Dahulu, lokasi hutan tersebut sering kami jadikan sebagai salah satu area untuk tempat bermain petak umpet atau tukupan dalam bahasa kami. 

Sekitar jam 1 malam, nampaknya abang Saya sudah merasa puas dalam mabar game bersama kawan-kawannya di tempat tersebut. Saat hendak pulang dari rumah kawannya, ia kebelet buang air kecil dan berusaha mencari semak-semak belukar di belakang rumah kawannya yang merupakan area hutan tersebut. Sebenarnya, di kampung kami memang terbilang cukup sulit untuk mencari WC pribadi / WC umum. Sebab, warga setempat masih ada sebagian yang bergantung terhadap jamban sebagai lokasi utama untuk aktivitas buang hajat. Adapun lokasi jamban yang dimaksud juga terbilang cukup jauh dari rumah penduduk yang tinggal selain di dekat sungai atau berumah di atas lanting. Oleh karena itu, Anda perlu berinisiatif langsung keluar rumah bisa bisa mencapai batang banyu Sungai Mentaya sebelum kotoran Anda keluar mendadak. 

Setelah bergegas pergi ke belakang rumah kawannya, akhirnya abang Saya memilih lokasi buang air kecil di bawah salah satu pohon besar yang berdekatan dengan penduku (Anda tau penduku ? Ya, gundukan tanah liat yang biasanya dibangun oleh serangga kecil sebagai sarang tempat tinggal mereka). Usai buang air kecil di lokasi pohon besar tersebut, abang saya pu pamit dari rumah kawannya dan segera meninggalkan tempat tersebut sendirian. Sesampainya dirumah, abang Saya mengetuk pintu dan dibukalah pintu tersebut oleh Ibu Saya yang kebetulan masih belum tidur saat itu. Awalnya, Ibu Saya merasa geram dengan tindakan abang Saya yang baru pulang sembari menanyakan mengapa ia baru pulang hingga larut malam seperti ini. Saat sedang berbincang dengan Ibu Saya, tiba-tiba abang Saya seketika menjerit kesakitan dan mencengkram biji kemaluannya. Kejadian itu tentunya membuat Ibu saya terperanjat, kemudian Ibu mencoba membangunkan Ayah Saya yang sudah terlelap di kamar tidur dan meminta bantuan kepada Ayah untuk bisa mengangkat abang Saya ke atas kasur. Diatas kasur, abang saya masih tetap merasakan kesakitan sekaligus nyeri yang luar biasa pada bagian biji kemaluannya dan hampir saja ia pingsan. Setelah diperhatikan oleh Ayah Saya, ternyata biji kemaluan abang Saya membesar (membengkak) / bahasa orang kampung beburut. Ada kemungkinan hal itulah yang membuat abang saya kesulitan untuk berbicara karena rasa nyeri dan ngilu yang ia alami pada bagian biji zakarnya. Setelah sekian lama, akhirnya Ibu dan Ayah mencoba menenangkan abang saya dengan sesekali menanyakan tindakan apa yang ia lakukan terakhir kali sehingga musibah semacam itu menimpa dirinya. Dengan terbata-bata, abang saya bercerita bahwa ia terakhir kali kencing dibawah pohon besar yang terletak tidak jauh dari belakang rumah kawannya yang membuka usaha wifi. 

Keesokan harinya, tetangga kami sudah mulai berbondong-bondong dan memenuhi pekarangan rumah kami untuk menjenguk kondisi gangguan aneh yang dialami oleh abang Saya tersebut. Keluarga kami yang lain menyarankan agar abang Saya segera dibawa ke rumah sakit daerah untuk bisa diperiksa serta mendapatkan penanganan secara medis oleh Dokter. Beberapa hari kemudian, abang Saya pun dibawa ke rumah Sakit oleh keluarga kami untuk segera diperiksa lebih dalam terkait sakit yang dialaminya. Saat diperiksa oleh Dokter, Dokter menyimpulkan bahwa abang saya menderita gangguan pada kandung kemihnya. Akibat rasa nyeri dan sakit yang luar biasa pada biji kemaluannya, tiba-tiba abang saya spontan berkata ingin dioperasi saja sebagai jalan alternatif untuk menghilangkan gangguan sakit yang tak tertahankan tersebut. Namun, Orang tua Saya masih berpikir lebih panjang dan tentunya tak segera mengambil keputusan tersebut secara cepat. Kemudian, Dokter pun memberi resep obat yang bisa membantu mengatasi rasa nyeri pada bagian sakit yang dialami oleh abang Saya tersebut. Setelah beres, keluarga kami membawa pulang abang Saya usai mengetahui hasil diagnosa dari Dokter. Hari demi haripun berlalu, namun rasa sakit yang diderita oleh abang Saya tak kunjung sembuh, segala macam obat medis dirasa masih belum mampu meringankan nyeri pada bagian organ vital abang Saya. Parahnya, abang Saya mulai merasakan sakit yang luar biasa pada bagian biji zakarnya yang membengkak dan bahkan ia merasa kesulitan untuk bisa buang air kecil seperti biasanya. Pada hari berikutnya, akhirnya Ibu Saya memutuskan untuk segera membawa abang Saya menuju ke suatu kediaman seorang tabib sekaligus tokoh agama setempat yang cukup dihormati di kampung kami yang berlokasi di Jalan Iskandar, Kel. Kota Besi Hulu. Ibu Saya meminta agar bapak tabib tersebut dapat memeriksa / menerawang terkait sakit yang diderita oleh abang saya, sebab Ibu yakin bahwa sakit yang diderita oleh abang saya bukanlah sakit yang sembarangan (Sakit diluar jangkauan medis). Dalam hasil penerawangan bapak tabib, akhirnya beliau menyatakan bahwa abang Saya telah diganggu oleh sesosok jin penunggu pohon besar yang tidak terima akibat tempat tinggalnya dikotori oleh air kencing abang Saya beberapa hari sebelumnya. Kemudian beliau melanjutkan bahwa gangguan semacam ini dibuat oleh jin penunggu pohon besar yang sengaja menyentil biji zakar abang saya karena ia tidak mengucapkan izin / permisi terlebih dahulu kepada penunggu pohon ataupun penunggu ghaib lainnya di sekitaran tempat tersebut. Dengan kuasa Allah, akhirnya bapak tabib siap menangani gangguan mistis yang dialami oleh abang Saya tersebut. Melihat kondisi sakit abang Saya, bapak tabib meminta agar Ibu Saya berkenan menyemburkan cairan daun sirih yang harus dikunyah terlebih dahulu untuk bisa disemburkan ke arah biji zakar abang saya yang telah membengkak. Ibu saya menyanggupi hal tersebut dengan mencoba mengunyah daun sirih yang dibacakan ayat suci Al-Qur'an sebelumnya ke arah biji zakar abang Saya. Dalam proses penyemburan cairan daun sirih yang pertama, awalnya lidah Ibu Saya normal-normal saja sebelum akhirnya mulai terasa perih dan sakit seperti disayat oleh pisau. Setelah proses penyemburan yang kedua dan ketiga, lidah dan mulut Ibu Saya mulai terasa robek sedikit serta berdarah hingga beliau cukup kesulitan untuk berbicara beberapa menit saat itu. Usai mendapat terapi islami dari bapak tabib, beberapa minggu kemudian biji zakar / kemaluan abang Saya yang awalnya membengkak dan bahkan membuat ia kesulitan untuk kencing, akhirnya berangsur-angsur mulai membaik serta memulih kembali seperti semula. 

Atas karunia dari Allah SWT, kami sekeluarga pun akhirnya bersyukur karena salah satu anggota keluarga kami yakni abang kandung saya sendiri bisa terbebas dari gangguan mistis yang mengkhawatirkan keselamatannya. Dalam hal ini, Saya berpesan kembali kepada para pembaca agar kita semua selalu berhati-hati dalam beraktivitas di luar lingkungan. Terutama, pada saat kita sedang kebelet buang hajat atau buang air kecil di suatu tempat yang tidak kita ketahui keberadaan penunggunya (makhluk tak kasat mata). Pesan Saya berikutnya, tanamkanlah tata krama yang baik serta niat yang mulia saat hendak mengunjungi suatu tempat baik itu di hutan, sungai maupun di suatu gunung sekalipun. Jangan pernah lupa pula untuk berdoa serta memohon perlindungan kepada Allah SWT saat sedang bepergian keluar rumah, dimanapun kita berada. Sekian.. 

BAGI YANG BERKENAN:
Bagi Anda yang memiliki cerita mistis, spiritual maupun cerita pengalaman horror lainnya. Anda dapat membagikan atau mengirim cerita pengalaman mistis (spiritual) tersebut melalui alamat e-mail nirwanasus@gmail.com. dan jangan lupa untuk mencantumkan Judul, nama lengkap sekaligus tanggal penulisan di dalam file cerita Anda (file ms.word), pengiriman melaui alamat e-mail yg dimaksud dengan subjek yang diisi berupa Nama lengkap Anda (....)_ceritamistis. Tujuannya ialah agar cerita tersebut dapat kita posting melaui webblog berikut serta kita berharap agar bisa saling sharing pengalaman masing-masing yang dapat kita petik hikmahny dalam cerita pengalaman tersebut. Terima Kasih.. 


Sumber : www.gambaranimasi.org

Selamat Beraktivitas Kembali Untuk Anda ..



* Berikan respon Anda terhadap topik ini, Klik disini :
http://www.strawpoll.me/17597367/r



                                                               
Hubungi / Chat Admin Blog SCUA {Bang Nirwana} 👇 :


Atau juga :

No comments:

Post a Comment

"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"

Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.

Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗

Postingan Terbaru

Mahasiswa KKN-T UPR Sosialisasikan dan Bagikan Perlengkapan Protokol Kesehatan kepada Masyarakat Desa Masaran

Palangka Raya - Universitas Palangka Raya (UPR) tahun ini kembali mengadakan kegiatan KKN-T Reguler Periode II di sejumlah daerah yang ada ...

Postingan Populer