Sunday, January 5, 2020

Kisah Willem dan Irene (Dongeng Terkenal dari Negeri Belanda)

🌲🌝Selamat Datang dan Terima Kasih Telah Berkunjung🌚🌲

Kisah Willem dan Irene (Dongeng Terkenal dari Negeri Belanda)


Sumber gambar : pixabay.com

Ratusan tahun yang lalu di sebuah desa bernama Volendam locaterd di pantai utara Belanda, tinggal seorang keluarga Hendrik Jansen dan keluarga, yang masing-masing memiliki anak berusia 9 tahun. Seperti kebanyakan orang di desa, dua keluarga ini mencari nafkah dengan menangkap ikan. Keluarga Jonen memiliki seorang putri bernama Irene dan keluarga Hendrik memiliki seorang anak lelaki bernama Willem. Willem dan Irene adalah anak-anak yang rajin. Willem selalu membantu ayahnya memperbaiki retina yang rusak. Irene selalu membantu ibunya yang menjual makanan di pantai.

Sumber gambar : pixabay.com


Suatu hari seperti biasa Willem dan Irene menunggu kembalinya ayah mereka di tepi dermaga. Satu per satu nelayan kembali ke laut merapat ke pantai dan disambut keluarga mereka. Pagi telah tiba tetapi belum menunjukkan tanda-tanda kembalinya ayah mereka.
"Tuan, apakah Anda melihat ayah kami?" Tanya Irene pada salah seorang nelayan. 
"Oh, kami memang melihat ayahmu di laut. Tapi sepertinya mereka menuju ke utara, dia akan menangkap tuna lebih banyak," jawab nelayan itu.

Baca Juga : Kisah Hansel dan Gretel (Dongeng Terkenal dari Negeri Jerman)

Irene menatap langit utara, tampak awan hujan menumpuk, tampaknya hujan lebat dan badai. Irene sangat khawatir sampai lututnya tidak bisa mempertahankan sampai dia menangis. 
"Oh, ayah ...," isak Irene. 
"Jangan khawatir Irene," kata Willem menenangkan. "Mereka akan baik-baik saja." 
"Tapi awan sangat tebal," seru Irene. "Bagaimana jika mereka terperangkap dalam badai? Dapatkah kapal terbalik dan tenggelam. Oh, jika aku bisa membantu mereka." 
"Tentu saja kita bisa membantu ayah kita," kata Willem. 
"Benarkah? Bagaimana?" Tanya Irene. 
"Dengan berdoa," kata Willem dengan mantap. 
Irene melihat Willem. "Kehendak Tuhan mendengar doa kita?" Dia bertanya. 
"Ya, aku yakin. Karena Tuhan mengendalikan alam semesta. Kita harus berdoa agar Tuhan akan menghentikan hujan dan membuat laut menjadi tenang," kata Willem.

Sumber gambar : pixabay.com

Mereka kemudian berlutut dan berdoa dengan khusyuk. langit ajaib tiba-tiba menjadi terang dan angin kencang yang tiba-tiba bertiup lembut. Tidak lama dari laut tampaknya perahu yang datang lebih dekat dan lebih dekat. 
"Kuharap itu ayah kita," kata Irene. 
Bergantian keluar itu memang perahu ayah mereka. Kedua anak menangis bersyukur, mereka segera berlari menemui ayah mereka. Nah, ternyata ayah mereka selain membawa hasil tangkapan banyak, juga berhasil menangkap ikan tuna yang besar sekali. Belum pernah ada nelayan lain yang tidak pernah menangkap tuna sebesar itu. Pak Hendrik dan Pak Jansen Bias bersyukur pulang dengan selamat. Mereka mengira akan terperangkap dalam badai, alhamdulillah tiba-tiba terkena langit menjadi terang bagai sihir. Willem dan Irene saling memandang dan tersenyum.

Sumber gambar : pixabay.com

Ayah mereka membawa hasil tangkapan mereka ke pelelangan ikan. pembeli berebut ingin membeli tuna yang besar. Akhirnya seorang pemuda yang menawar harga tinggi berhak atas ikan itu. 
"Aku ingin membuat pesta di sini," kata pemuda itu. "Bagaimana jika saya mengundang Anda untuk makan ikan ini bersama-sama." 
Semua menyambut undangan para pemuda. 
"Yah, aku akan memasak ikan," kata ibu Irene.

Sumber gambar : pixabay.com

Willem dan Irene membawa ikan ke dapur untuk dibersihkan. Saat mengeluarkan isi ikan, tiba-tiba benda yang berkilauan jatuh. Irene mengambil benda itu. Ternyata cincin berlian. 
"Waaaah, cincin yang indah ini!" Kata Irene. "Harganya pasti mahal. Oh, aku ingin memilikinya." 
"Jangan Irene," Willem mencegah. "Karena cincin itu ada di perut tuna yang telah dibeli pemuda itu, maka cincin itu miliknya. Mari kita tinggalkan dia"

sumber gambar : pixabay.com

Willem dan Irene menyerahkan cincin itu kepada pemuda itu. Pria muda itu terkesan oleh kejujuran kedua anak itu. 
"Jika mereka tidak menyerahkan cincin itu kepadaku, aku tidak akan tahu apakah ada cincin berlian di perut ikan yang kau beli," batin bocah itu. "Tapi mereka masih menyerahkannya kepadaku. Benar-benar anak yang luar biasa." 
Dia tersenyum pada Willem dan Irene. Dia kemudian membuka jubah yang menutupi tubuhnya. Ternyata di balik kemeja kebesaran kerajaan. Pokoknya ternyata pemuda itu adalah seorang pangeran yang menyamar.

"Kalian anak-anak jujur," katanya. "Aku sangat menghargainya. Untuk itu mulai besok aku akan membawa Willem ke istana. Aku mengangkatmu sebagai pengawal pribadiku. Dan Irene, ibuku akan sangat senang bertemu denganmu. Dia benar-benar ingin memiliki seorang putri. Bagaimana jika aku mengangkatmu sebagai saudaraku? " 
Sejak itu Willem dan Irene menjadi anggota kehormatan kerajaan. Berkat kejujuran, mereka dapat hidup mulia.




Sumber : www.gambaranimasi.org

Selamat Beraktivitas Kembali Untuk Anda ..



* Berikan respon Anda terhadap topik ini, Klik disini :
http://www.strawpoll.me/17597367/r



                                                                                                  Hubungi / Chat Admin Blog SCUA {Bang Nirwana} 👇 :


Atau juga :

No comments:

Post a Comment

"Jadilah orang yang pertama kali berkomentar, kami siap mengapresiasi dan menerima masukan dari saudara. Terima Kasih"

Silahkan berkomentar secara bijak dan sopan dengan tidak saling menyudutkan / menyinggung pihak lain, menggunakan kata kasar maupun kotor, saling spam dan mengandung unsur SARA.

Anda juga dapat mengirim pesan melalui via Whatsapp dengan cara mengklik ikon Whatsapp yang telah tertera diatas jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.. 🤗

Postingan Terbaru

Mahasiswa KKN-T UPR Sosialisasikan dan Bagikan Perlengkapan Protokol Kesehatan kepada Masyarakat Desa Masaran

Palangka Raya - Universitas Palangka Raya (UPR) tahun ini kembali mengadakan kegiatan KKN-T Reguler Periode II di sejumlah daerah yang ada ...

Postingan Populer